Danantara Bidik Keuntungan Investasi di Atas 7,5 Persen

- Rosan mengatakan, Danantara ditargetkan Presiden Prabowo Subianto mengejar keuntungan dari investasi sebesar 7,5 persen.
- Investasi Danantara ditujukan pada sektor kesehatan-hilirisasi. Adapun investasi Danantara ditujukan kepada sektor kesehatan, hilirisasi, dan sebagainya yang memberikan keuntungan dan dampak positif pada ekonomi Indonesia.
- Danantara jadi SWF terbesar ke-6 di dunia.
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, mengatakan pihaknya menargetkan keuntungan atau return di atas 7,5 persen terhadap investasi yang dilakukan badan tersebut.
"Kita ingin return kita di atas cost of capital kita, kami harapkan bisa di atas 7,5 persen," kata Rosan dikutip dari akun Instagram-nya @rosanroeslani, Rabu (23/7/2025).
1. Prabowo beri target keuntungan dari investasi 7,5 persen

Rosan mengatakan hal tersebut dalam agenda konsinyering Danantara dengan Komisi XI DPR RI pada Senin, (21/7) Rosan mengungkapkan, Danantara ditargetkan Presiden Prabowo Subianto mengejar keuntungan dari investasi sebesar 7,5 persen.
"Kepada Presiden boleh dibilang setiap minggu saya dipanggil, dan bukan hanya sekali dua kali, setiap minggu untuk melaporkan perkembangan dari Danantara ini. Bapak Presiden bilang, return minimum 7,5 persen," ucap Rosan.
2. Investasi Danantara ditujukan pada sektor kesehatan-hilirisasi

Adapun investasi Danantara ditujukan kepada sektor kesehatan, hilirisasi, dan sebagainya yang memberikan keuntungan dan dampak positif pada ekonomi Indonesia.
"Kami investasi tentunya di berbagai bidang, naik itu di bidang kesehatan, industri, kesehatan, renewable energy, hilirisasi, dan juga ke dalam investasi-investasi lainnya," ujar dia.
3. Danantara jadi SWF terbesar ke-6 di dunia

Rosan mengatakan, saat ini Danantara telah menjadi lembaga pengelola dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF) terbesae keenam di dunia.
Prabowo sendiri sebelumnya mengatakan, nilai aset yang dikelola Danantara telah mencapai 1.000 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp16.307 triliun (kurs Rp16.307 per dolar AS).
"Sovereign wealth fund kita menjadi keenam terbesar di dunia sesudah Norwegia, UEA, China, dan lain-lain. Ini adalah dana yang harus kita kelola, kita investasikan dan kita jaga secara baik, benar, dan juga mengikuti azas peraturan perundang-undangan yang ada," ucap Rosan.