Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kereta LRT Jabodebek sedang melintas. (dok. LRT Jabodebek)
Kereta LRT Jabodebek sedang melintas. (dok. LRT Jabodebek)

Intinya sih...

  • Plt Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria memastikan kinerja keuangan KAI tetap sehat meski memiliki utang Rp2,2 triliun kepada Adhi Karya dari proyek LRT Jabodebek tahap 1.

  • KAI akan disuntik PMN untuk membayar utang kepada ADHI, dengan penegasan dari Kementerian Keuangan bahwa pembayarannya akan dilakukan melalui KAI.

  • Proyek LRT Jabodebek awalnya didanai langsung oleh pemerintah, namun pelunasannya kini melalui KAI sebagai operator dengan total biaya pembangunan Rp25,5 triliun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Plt Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria buka suara soal utang Rp2,2 triliun PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terhadap PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari proyek LRT Jabodebek tahap 1.

Dony mengatakan, pihaknya akan memeriksa pola dan skema pembayaran utang tersebut.

"Nanti akan saya cek polanya, tentu harusnya skemanya harus proper ya, harus benar," kata Dony di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

1. Pastikan kinerja keuangan KAI tetap sehat

COO BPI Danantara, Dony Oskaria (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dony mengatakan, pihaknya akan memastikan kinerja keuangan perusahaan tetap sehat meski adanya kewajiban tersebut.

"Karena harus memastikan bahwa semua perusahaan menjadi sehat. Karena itu nanti saya cek untuk yang LRT tadi dengan Adhi Karya," ujar Dony.

2. KAI bakal disuntik PMN buat bayar utang ke ADHI

Stasiun Harjamukti LRT Jabodebek (IDN Times/Rochmanudin)

Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi mengatakan, sisa utang tersebut akan dibayar oleh KAI sebagai operator dengan Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Proses sekarang ini kami sudah dapat penegasan dari Kementerian Keuangan bahwa pembayarannya itu nanti akan dilakukan melalui KAI. Baik misalnya dengan skema PMN atau skema subsidi ke KAI-nya," kata Entus dalam konferensi pers public expose ADHI, Senin (8/9/2025).

3. Proyek LRT Jabodebek awalnya didanai langsung pemerintah

Stasiun Setiabudi LRT Jabodebek. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Entus mengungkapkan, awalnya proyek itu didanai secara langsung oleh pemerintah. Namun, dengan perubahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, maka pelunasannya kini melalui KAI.

"Jadi perjalanannya LRT Jabodebek ini yang untuk tahap satu sepanjang 44 kilometer, ini didanai memang sepenuhnya awalnya oleh pemerintah," tutur Entus.

Secara keseluruhan konstruksi LRT Jabodebek tahap 1 menghabiskan biaya pembangunan Rp25,5 triliun. Sementara yang sudah dibayar sebesar Rp23,3 triliun.

"Jadi KAI nanti akan membayarkan secara penuh. Dan ini sedang dalam proses amandemen saat ini," ucapnya.

Entus menambahkan, pembayaran dari KAI dibutuhkan untuk membayar utang-utang perusahaan ke supplier.

"Sebetulnya tanpa ini pun 2024 kita sudah menurunkan utang ke supplier kurang lebih Rp4 triliun, dan utang ke perbankan itu sekitar Rp2,4 triliun," tuturnya.

Editorial Team