KAI Utang Rp2,2 Triliun ke Adhi Karya dari Proyek LRT Jabodebek

- Proyek LRT Jabodebek awalnya didanai langsung oleh pemerintah, namun pelunasannya kini melalui KAI sesuai dengan Perpres Nomor 98 Tahun 2015.
- Total biaya pembangunan LRT Jabodebek tahap 1 mencapai Rp25,5 triliun, dengan pembayaran sebesar Rp23,3 triliun dan sisa utang Rp2,2 triliun yang akan dibayar oleh KAI.
- Pembayaran dari KAI diperlukan untuk membayar utang perusahaan ke supplier sebesar Rp4 triliun dan utang ke perbankan sekitar Rp2,4 triliun.
Jakarta, IDN Times - Pembayaran proyek LRT Jabodebek tahap 1 masih menyisakan Rp2,2 triliun yang belum dibayar ke kontraktor, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan sisa utang tersebut akan dibayar oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai operator. Namun, KAI akan diberi dana oleh pemerintah untuk membayar utang tersebut melalui skema subsidi ataupun Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Proses sekarang ini kami sudah dapat penegasan dari Kementerian Keuangan bahwa pembayarannya itu nanti akan dilakukan melalui KAI. Baik misalnya dengan skema PMN atau skema subsidi ke KAI-nya," kata Entus dalam konferensi pers Public Expose ADHI, Senin (8/9/2025).
1. Awalnya didanai langsung oleh pemerintah

Entus mengatakan, awalnya proyek itu didanai secara langsung oleh pemerintah. Namun, dengan perubahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, maka kini pelunasannya melalui KAI.
"Jadi perjalanannya LRT Jabodebek ini yang untuk tahap satu sepanjang 44 kilometer, ini didanai memang sepenuhnya awalnya oleh pemerintah," tutur Entus.
2. Proyek LRT Jabodebek habiskan modal Rp25,5 triliun

Entus mengatakan, secara keseluruhan konstruksi LRT Jabodebek tahap 1 menghabiskan biaya pembangunan Rp25,5 triliun. Kemudian, sudah dibayar sebesar Rp23,3 triliun.
"Jadi KAI nanti akan membayarkan secara penuh. Dan ini sedang dalam proses amandemen saat ini," ucap Entus.
3. ADHI menanti pembayaran KAI untuk bayar utang ke supplier

Adhi mengatakan, pembayaran dari KAI dibutuhkan untuk membayar utang-utang perusahaan ke supplier.
"Sebetulnya tanpa ini pun 2024 kita sudah menurunkan utang ke supplier kurang lebih Rp4 triliun, dan utang ke perbankan itu sekitar Rp2,4 triliun," ujar Adhi.