ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/RDNE Stock project)
KRAS baru-baru ini telah mengantongi persetujuan dari empat bank swasta untuk melakukan penyelesaian sebagian utang restrukturisasi secara lebih cepat dan memperoleh sejumlah keringanan.
Dikutip dari keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai total kewajiban yang dilunasi dari penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan sebesar Rp248,24 miliar dan 159,06 juta dolar AS. KRAS nantinya akan membayarkan kepada empat bank swasta sebesar Rp49,64 miliar dan 31,81 juta dolar AS, sehingga keringanan pokok yang diperoleh perseroan sebesar 80 persen.
Perseroan juga mendapatkan penghapusan atas bunga dan denda bunga dan pokok senilai Rp112,92 miliar serta 18,75 juta dolar AS. Dengan terlaksananya penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan ini, sisa utang restrukturisasi KRAS mencapai Rp561,4 miliar, 122,4 juta dolar AS, dan 811.238 euro untuk tranche A.
Sementara tranche B dengan total Rp2,87 triliun dan 37,27 juta dolar AS, serta tranche C sebesar Rp3,71 triliun, 618,85 juta dolar AS, dan 4,06 juta euro. Langkah ini menurunkan total utang restrukturisasi KRAS sebesar 174,29 juta dolar AS atau 12,5 persen dari total utang sebelumnya 1,39 miliar dolar AS.
Dengan restrukturisasi utang dan dukungan dari stakeholder turut memperkuat posisi keuangan perseroan. Hingga kuartal III-2025, KRAS mencatatkan perbaikan kinerja dibanding periode yang sama tahun lalu. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BUMN baja tersebut berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar 24,04 juta dolar AS atau setara Rp401,28 miliar setelah rugi 186,7 juta dolar AS pada periode yang sama 2024.
"Capaian ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya, seiring dengan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas operasional," kata Corporate Secretary Krakatau Steel, Firdaus, dikutip Minggu (2/11/2025).
Sementara pendapatan perseroan tercatta sebesar 706,08 juta dolar AS ata Rp11,79 triliun. Menurut Firdaus, upaya efisiensi juga terus memberikan hasil positif, tercermin dari penurunan biaya usaha sebesar 12 persen menjadi 74,72 juta dolar AS atau Rp1,25 triliun.
Dari sisi non-operasional, meski perseroan masih menanggung beban keuangan sebesar 107,04 juta dolar AS atau Rp1,79 triliun serta bagian rugi entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 13,12 juta dolar AS atau Rp219,03 miliar, dampak positif dari restrukturisasi dan efisiensi berhasil menopang profitabilitas perusahaan.
Adapun total aset perseroan per 30 September 2025 tercatat sebesar 2,82 miliar dolar AS, setara Rp47,08 triliun. Angka ini turun 2,56 persen dibandingkan posisi akhir 2024.