Ilustrasi gedung Telkom. (Dok. Telkom)
Sebelumnya, Dony mengatakan, jumlah BUMN dan anak usahanya, baik anak usaha langsung maupun tidak langsung akan dipangkas dari 800-an perusahaan, jadi di bawah 200 perusahaan.
"Nah ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat," kata Dony dalam acara Outlook Ekonomi DPR yang digelar detikcom di Jakarta, Selasa (20/5).
Dony mengatakan, dalam prosesnya nanti akan ada penutupan perusahaan, atau perombakan bisnis.
"Dan kita melakukan secara komprehensif, strategi untuk melakukan reprofiling daripada bisnisnya, ada juga kita melakukan turn around daripada bisnisnya, mungkin ada juga yang akan kita tutup, tergantung daripada hasil fundamental business review," tutur Dony.
Dony mengatakan, selama ini BUMN memang membangun silo-silo, alias jalan sendiri-sendiri. Dengan meninjau fundamental bisnis BUMN, nantinya akan ada konsolidasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Selain itu, Dony juga menyinggung banyak BUMN yang punya puluhan hingga ratusan anak usaha, seperti Telkom, yang bisnis anak usahanya di luar inti bisnis dari induk.
"Karena memang ada silo-silo, dan akibatnya apa? Masing-masing BUMN itu membangun konglomerasi sendiri. Ya kalau kita lihat, misalkan PT Telkom anak usahanya mungkin 200, dimulai dari bisnis katering, air minum, sampai ke semua. Begitu juga yang lain," tutur Dony.