Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_2195.jpeg
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • BUMN dilarang poles laporan keuanganRosan Roeslani memperingatkan BUMN agar tidak mempercantik laporan keuangan untuk menunjukkan keuntungan besar.

  • Komisaris BUMN ikut poles laporan keuanganRosan mengungkapkan bahwa ada komisaris BUMN yang terlibat dalam upaya mempercantik laporan keuangan dengan melakukan fraud.

  • Bakal ada ganjaran buat BUMN yang poles laporan keuanganRosan menegaskan bahwa akan ada tindakan ganjaran bagi BUMN yang melakukan korupsi dan merugikan, termasuk menghapus tantiem komisaris BUMN.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani membeberkan beberapa BUMN besar memberikan laporan keuangan yang tidak benar. Hal itu dia ungkapkan dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Rosan mengatakan, tahun depan Danantara akan melakukan koreksi laporan keuangan BUMN.

“Tahun depan saya akan melakukan koreksi beberapa buku perusahaan BUMN, termasuk yang besar-besar, karena pelaporannya tidak sesuai dan tidak benar,” kata Rosan.

1. BUMN dilarang poles laporan keuangan

Kantor pusat Kementerian BUMN. (IDN Times/VadhiaLidyana)

Rosan memberikan peringatan kepada BUMN. Dengan adanya Danantara, ujarnya, perusahaan tak bisa mempercantik laporan keuangan dengan membuat keuntungan jadi besar.

“Saya bilang, di bawah Danantara, di bawah pimpinan saya, tidak ada lagi di BUMN yang melakukan hal-hal mempercantik buku atau kelihatan profitnya gede, tapi bagi dividennya harus pinjam duit dulu. Dan ini berlaku. Wah Pak, dividen kita besar. Oke, dividennya dikirimkan. Nanti Pak, kita harus pinjam duit ke bank dulu,” tutur Rosan.

2. Komisaris BUMN ikut poles laporan keuangan

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Rosan membeberkan, ada komisaris BUMN yang turut terlibat dalam upaya mempercantik laporan keuangan.

“Karena kan fungsinya pengawasan. Yang ada yang kami lihat dulu-dulu, komisaris ikut mendorong supaya profitnya tinggi tapi dengan cara apa? Dengan istilahnya itu mempercantik buku. Mempercantik buku, misalnya laporan keuangannya dibedakin, supaya lebih cantik. Malah kadang-kadang berani melakukan fraud,” tutur dia.

3. Bakal ada ganjaran buat BUMN yang poles laporan keuangan

Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Rosan menegaskan, jika ada BUMN yang melakukan korupsi dan tindakan lain yang merugikan, bakal ada ganjaran. “Dan kita tidak segan-segan untuk mengambil tindakan semaksimal mungkin,” ujar Rosan.

Dia pun mengungkit kebijakan menghapus tantiem komisaris BUMN. Menurutnya, itu salah satu tindakan tegas dari Danantara.

“Karena kalau kita lihat, di dunia lainnya, normalnya, di negara-negara lain, itu tidak ada komisaris atau misalnya non-executive director itu dapat bonus, itu tidak ada. Karena kenapa? Karena mereka mendapat fixed salary yang baik," ucap Rosan.

Editorial Team