2 WNA Jadi Direksi Garuda Indonesia, Danantara Ungkap Alasannya

- Penempatan WNA di Direksi Garuda Indonesia
- Contoh maskapai Selandia Baru dan fokus perbaikan SDM BUMN
- Izin dari Presiden Prabowo untuk memimpin BUMN
Jakarta, IDN Times - Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir membeberkan alasan pihaknya mengangkat dua warga negara asing (WNA) menjadi Direksi Garuda Indonesia.
Menurut dia, praktik itu dilakukan oleh banyak perusahaan maskapai skala besar di dunia, salah satunya Emirates.
"Itu bisa dibilang majority dari direksinya orang asing," kata Pandu dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan yang digelar Metro TV, Kamis (16/10/2025).
Adapun dua WNA itu adalah Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, serta Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi.
1. Contoh maskapai Selandia Baru

Tak hanya Emirates, Pandu juga menyebut maskapai Air New Zealand yang kapasitasnya dua kali lipat Garuda Indonesia.
"Atau kita ngomong revenue, itu 2 kali lipat Garuda, mungkin ini bisa dibilang majority juga orang asing, bukan orang New Zealand," ujar Pandu.
2. Danantara sedang perbaiki SDM BUMN

Pandu mengatakan, perbaikan dari sisi sumber daya manusia (SDM) di BUMN memang menjadi fokus Danantara. Baru setelahnya, Danantara membentuk struktur dan organisasi, dan seterusnya fokus pada kerja sama investasi.
"Nah kenapa saya kasih contoh ini, emang dari sisi Danantara ini kita ingin membawa paradigma baru, bukan lagi hanya ngeliat ke dalam, tapi juga ngeliat ke luar. Jadi selama 8 bulan pertama nih, kita pembentukan SDM," ucap Pandu.
"Keduanya pembentukan struktur dan organisasi. Dan yang ketiga yang akan kita lakukan 2 tahun ke depan adalah pembentukan kerja sama untuk bisa menarik investasi," sambung dia.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menilai penempatan WNA dalam Direksi Garuda Indonesia akan menambah transparansi pelaporan perusahaan. Menurutnya, hal itu terjadi saat Indonesia membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) yang melibatkan asing.
"Begitu ada joint venture, dengan perusahaan asing, pastilah manajemennya itu transparan, dan boleh orang asing jadi ikut manajemennya. Seperti sekarang Garuda, kita lihat ada orang asing jadi manajemen di bawah. Itu akan membuat kita lebih transparan," ujar Luhut.
3. Sudah diizinkan Prabowo

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan dirinya mengubah peraturan sehingga WNA atau ekspatriat bisa memimpin BUMN.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam dialog "A Meeting of Minds" dengan Steve Forbes, pada Forbes Global CEO Conference 2025 kemarin.
"Saya telah mengubah peraturan. Sekarang, ekspatriat atau orang non-Indonesia dapat memimpin perusahaan-perusahaan BUMN kita. Jadi saya sangat antusias," katanya dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo juga telah memerintahkan manajemen Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mengelola BUMN sesuai standar bisnis internasional, dan mencari talenta terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan negara.
"Saya telah memerintahkan manajemen Danantara untuk mengelola perusahaan-perusahaan tersebut, sesuai standar bisnis internasional. Anda dapat mencari talenta terbaik, otak terbaik," tutur dia.