Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penerbangan ke negara lain (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi penerbangan ke negara lain (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Warga Kanada mulai memboikot perjalanan ke Amerika Serikat (AS) sebagai respons terhadap kebijakan Donald Trump yang merugikan mereka.
  • Boikot ini berdampak besar bagi industri pariwisata AS, dengan 56% warga Kanada mengubah atau membatalkan rencana perjalanan dan pemesanan ke destinasi AS turun 40% dibanding tahun sebelumnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Warga Kanada mulai memboikot perjalanan ke Amerika Serikat (AS) sebagai respons terhadap kebijakan Donald Trump yang dinilai merugikan mereka. Ancaman aneksasi dan kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan Trump membuat banyak wisatawan memilih untuk membatalkan liburan ke negara tetangga tersebut.

Sepanjang tahun lalu, AS menjadi destinasi utama bagi warga Kanada dengan total 20,4 juta kunjungan, menurut US Travel Association. Wisatawan dari Kanada menyumbang 20,5 miliar dolar AS bagi perekonomian AS dan mendukung sekitar 140 ribu lapangan kerja. Namun, angka ini diperkirakan akan menurun drastis akibat aksi boikot yang semakin meluas.

1. Warga Kanada batalkan rencana liburan

bendera Kanada (pexels.com/Social Soup Social Media)

Banyak warga Kanada yang sebelumnya rutin berlibur ke Amerika kini memilih untuk tetap di dalam negeri atau mencari destinasi lain. Rosalie Cote, yang telah menghabiskan musim panas di Maine selama 25 tahun terakhir, kini memutuskan untuk membatalkan rencana liburannya.

“Kami tak ingin mendukung Amerika Serikat. Ini soal prinsip,” ujar Cote, dikutip dari NDTV, Rabu (26/3/2025).

Survei dari Abacus Data menunjukkan bahwa 56 persen warga Kanada telah mengubah atau membatalkan rencana perjalanan mereka ke AS. Sementara itu, data dari agen perjalanan Flight Centre Canada mengungkapkan bahwa pemesanan ke destinasi AS pada Februari turun 40 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan 20 persen reservasi yang sudah ada akhirnya dibatalkan.

2. Pariwisata AS alami penurunan wisatawan

ilustrasi paspor (pexels.com/nappy)

Boikot ini memberikan dampak besar bagi industri pariwisata Amerika, terutama di wilayah yang bergantung pada kunjungan wisatawan Kanada. Statistics Canada mencatat bahwa perjalanan warga Kanada melalui udara ke AS turun 13 persen pada Februari dibanding tahun sebelumnya, sementara perjalanan darat anjlok hingga 23 persen.

Andre Laurent, seorang pensiunan pegawai negeri yang selama 22 tahun terakhir menghabiskan setengah tahun di Florida, kini memilih untuk menjual rumahnya di sana.

“Saya tak lagi merasa diterima, bahkan saya merasa seperti mengkhianati negara saya sendiri,” katanya.

Dari enam warga Kanada yang tinggal di kompleks tempat tinggalnya di Florida, lima di antaranya juga memilih untuk hengkang secara permanen.

Penurunan wisatawan Kanada diprediksi dapat menghilangkan pendapatan senilai 2 miliar dolar AS serta mengancam 14 ribu lapangan kerja di sektor pariwisata AS. White House menanggapi situasi ini dengan pernyataan kontroversial.

“Warga Kanada tak perlu lagi khawatir tentang ketidaknyamanan perjalanan internasional saat mereka menjadi warga negara Amerika sebagai bagian dari negara bagian ke-51 kami yang tercinta,” ujar juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, melalui email, dikutip dari Daily Mail, Rabu (26/3).

3. Warga Kanada beralih ke destinasi lain

ilustrasi warga Kanada (pexels.com/Andre Furtado)

Sebagai respons atas situasi ini, mantan Perdana Menteri Justin Trudeau mengajak warga Kanada untuk mendukung pariwisata dalam negeri melalui kampanye “Choose Canada.” Video promosi destinasi wisata Kanada, seperti Pegunungan Rocky di barat dan Pulau Prince Edward di timur, dengan cepat menyebar di media sosial.

Agen perjalanan pun mulai menyesuaikan strategi mereka. Samy Hammadache, direktur perusahaan perjalanan Nuance du Monde, mengatakan pihaknya tak lagi mempromosikan perjalanan ke Amerika.

“Kami memboikot mereka mengingat situasi saat ini,” katanya.

Maskapai penerbangan Kanada juga menyesuaikan rutenya. Flair Airlines meningkatkan jumlah penerbangan ke Meksiko, Jamaika, dan Republik Dominika.

“Keputusan ini didasarkan pada kebutuhan pasar dan permintaan,” ujar Kim Bowie, direktur komunikasi maskapai tersebut.

Profesor pariwisata Michel Archambault memperkirakan bahwa pariwisata domestik Kanada akan mencapai rekor tertinggi tahun ini. Survei Leger menemukan bahwa enam dari sepuluh warga Kanada kini lebih memilih berlibur di dalam negeri.

“Ini cukup tak biasa,” ujar Archambault.

Bagi Cote, keputusan untuk tetap berlibur di Kanada bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga nasionalisme.

“Kita harus menghabiskan uang di rumah daripada dengan tetangga kita yang mempermainkan tipu daya kotor pada kita,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team