ilustrasi warga Kanada (pexels.com/Andre Furtado)
Sebagai respons atas situasi ini, mantan Perdana Menteri Justin Trudeau mengajak warga Kanada untuk mendukung pariwisata dalam negeri melalui kampanye “Choose Canada.” Video promosi destinasi wisata Kanada, seperti Pegunungan Rocky di barat dan Pulau Prince Edward di timur, dengan cepat menyebar di media sosial.
Agen perjalanan pun mulai menyesuaikan strategi mereka. Samy Hammadache, direktur perusahaan perjalanan Nuance du Monde, mengatakan pihaknya tak lagi mempromosikan perjalanan ke Amerika.
“Kami memboikot mereka mengingat situasi saat ini,” katanya.
Maskapai penerbangan Kanada juga menyesuaikan rutenya. Flair Airlines meningkatkan jumlah penerbangan ke Meksiko, Jamaika, dan Republik Dominika.
“Keputusan ini didasarkan pada kebutuhan pasar dan permintaan,” ujar Kim Bowie, direktur komunikasi maskapai tersebut.
Profesor pariwisata Michel Archambault memperkirakan bahwa pariwisata domestik Kanada akan mencapai rekor tertinggi tahun ini. Survei Leger menemukan bahwa enam dari sepuluh warga Kanada kini lebih memilih berlibur di dalam negeri.
“Ini cukup tak biasa,” ujar Archambault.
Bagi Cote, keputusan untuk tetap berlibur di Kanada bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga nasionalisme.
“Kita harus menghabiskan uang di rumah daripada dengan tetangga kita yang mempermainkan tipu daya kotor pada kita,” katanya.