Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hyundai Suntikkan 21 Miliar Dolar AS untuk Ekspansi di Amerika

Kantor pusat Hyundai Motor America terletak di Fountain Valley, California. (DigitalIceAge, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Hyundai investasi 21 miliar dolar AS di AS, termasuk pabrik baja senilai 5,8 miliar dolar AS di Louisiana.
  • Trump klaim tarif berhasil dorong investasi asing, dengan Hyundai sebagai contoh kesuksesannya.

Jakarta, IDN Times – Hyundai resmi mengumumkan investasi jumbo senilai 21 miliar dolar AS (sekitar Rp347 triliun) di Amerika Serikat (AS). Pendanaan ini mencakup pembangunan pabrik baja senilai 5,8 miliar dolar AS (sekitar Rp96 triliun) di Louisiana yang akan menyuplai kebutuhan produksi kendaraan listrik di fasilitas Hyundai yang sudah beroperasi di Alabama dan Georgia.

Pengumuman ini disampaikan langsung di Gedung Putih pada Senin (24/3/2025) oleh Presiden Donald Trump, Chairman Hyundai Euisun Chung, dan Gubernur Louisiana Jeff Landry. Langkah strategis ini disebut sebagai investasi terbesar Hyundai di AS, yang sekaligus menandai era baru ekspansi manufaktur perusahaan.

1. Hyundai perkuat rantai pasok dengan pabrik baja baru

ilustrasi pabrik baja (pexels.com/Pixabay)

Sebagai bagian dari investasi besarnya, Hyundai mendirikan pabrik baja pertama mereka di AS. Fasilitas yang menelan dana 5,8 miliar dolar AS ini ditargetkan mampu memproduksi lebih dari 2,7 juta metrik ton baja per tahun dan membuka lebih dari 1.400 lapangan kerja di Louisiana.

Trump menekankan, pabrik ini akan menjadi tulang punggung bagi produksi Hyundai di AS.

“Investasi ini adalah bukti nyata bahwa tarif benar-benar bekerja dengan sangat baik,” ujar Trump saat berbicara di Gedung Putih, dikutip dari CNN International, Selasa (25/3/2025).

Chung mengungkapkan, keputusan membangun pabrik ini merupakan hasil pembicaraannya dengan Trump pada 2019 di Seoul, Korea Selatan.

“Proyek ini bertepatan dengan awal periode kedua Presiden Trump, yang membuat momen ini semakin spesial,” katanya.

2. Hyundai bermanuver hadapi tarif baru AS

logo Hyundai (pexels.com/Erik Mclean)

Pengumuman investasi besar ini dilakukan di tengah upaya berbagai perusahaan global untuk mengantisipasi kebijakan tarif baru yang akan diberlakukan Trump pada 2 April mendatang. Hyundai mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan produksi lokal guna mengurangi risiko beban tarif yang lebih tinggi.

CEO Hyundai Motor, José Muñoz, mengungkapkan strategi perusahaan dalam menghadapi aturan dagang AS.

“Cara terbaik bagi [Hyundai] untuk menghadapi tarif adalah dengan meningkatkan lokalisasi,” ujarnya kepada Axios, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (25/3/2025).

Hyundai bukan satu-satunya perusahaan yang memperkuat pijakannya di AS. Taiwan Semiconductor Manufacturing Company dan SoftBank dari Jepang juga mengumumkan rencana ekspansi besar untuk memperkokoh kehadiran mereka di pasar Amerika.

3. Imbas investasi terhadap industri otomotif AS

Ilustrasi mobil yang akan diimpor (pexels.com/Torsten Dettlaff)

Gelontoran investasi Hyundai ini menambah daftar perusahaan asing yang menanamkan modalnya di industri manufaktur AS. Namun, meski Trump terus mendorong kebijakan proteksionisme, realisasi perpindahan produksi ke AS tak selalu berjalan mulus.

Beberapa produsen mobil besar, termasuk Stellantis, sebelumnya berjanji akan meningkatkan kapasitas manufaktur di AS, tetapi implementasinya kerap menghadapi tantangan. Misalnya, Stellantis setuju untuk menghidupkan kembali pabriknya di Illinois setelah mogok kerja besar pada 2023, tetapi operasionalnya baru dijadwalkan berjalan pada 2027.

Meski begitu, data dari S&P Global Mobility menunjukkan bahwa AS masih menjadi pemain utama dalam produksi otomotif di Amerika Utara. Pada 2024, sebanyak 10,2 juta kendaraan diproduksi di pabrik AS, jauh melampaui 4 juta unit di Meksiko dan 1,3 juta unit di Kanada.

4. Trump perketat kebijakan perdagangan, Hyundai ambil langkah taktis

Donald Trump. (instagram.com/realdonaldtrump)

Sejak kembali menjabat, Trump semakin agresif dalam mendorong kebijakan proteksionisme guna menekan defisit perdagangan AS dengan negara mitra seperti Korea Selatan. Pada awal Maret, ia menyoroti tingginya tarif yang dikenakan Korea Selatan terhadap barang ekspor AS, meskipun pemerintah Seoul membantah klaim tersebut.

Hyundai sendiri telah lama menjadi pesaing utama di pasar kendaraan listrik AS, berhadapan langsung dengan Tesla. Dengan tambahan pabrik baru di Georgia yang diumumkan bersamaan dengan investasi ini, Hyundai makin memperkokoh dominasinya di industri otomotif Amerika.

“Lebih banyak investasi, lebih banyak lapangan kerja, dan lebih banyak uang di kantong rakyat pekerja Amerika – semua ini berkat kebijakan ekonomi Presiden Trump,” tulis Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, di media sosial.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan teknologi seperti Apple, Oracle, OpenAI, dan SoftBank juga berlomba-lomba menanamkan modal besar di AS untuk memperluas operasional mereka. Namun, sejarah mencatat bahwa tak semua proyek investasi besar yang diumumkan di Gedung Putih berakhir sesuai ekspektasi.

Foxconn, misalnya, pernah mengumumkan investasi 10 miliar dolar AS untuk membangun pabrik elektronik di Wisconsin pada 2017. Namun, proyek tersebut mengalami perombakan besar-besaran, dengan nilai investasi yang dikoreksi menjadi 672 juta dolar AS dan jumlah tenaga kerja yang direkrut jauh lebih sedikit dari target awal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us