ilustrasi investasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Setelah perayaan Idul Fitri berlalu, banyak hal yang berubah dalam pola konsumsi masyarakat. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah penurunan pengeluaran yang cukup signifikan.
Berdasarkan survei terbaru BSI, sebanyak 78,16 persen responden mengaku pengeluaran mereka menurun setelah hari raya. Hal ini menunjukkan adanya pola konsumsi yang lebih terkendali setelah lonjakan pengeluaran selama Ramadan dan Idul Fitri.
"Setelah hari besar ini berakhir, terdapat perubahan perilaku individu untuk kegiatan konsumsinya di mana mereka mengurangi pengeluarannya," ujar Priyesta.
Namun, ada hal menarik yang terungkap dalam riset tersebut, di mana sebagian besar responden sudah mulai merencanakan keuangan mereka untuk menghadapi Idul Fitri tahun depan. Sekitar 43,74 persen responden bahkan mulai menabung atau mengalokasikan dana mereka satu bulan sebelum Ramadan.
Sementara itu sebanyak 16,65 persen lainnya sudah mempersiapkan keuangan mereka sejak satu tahun sebelumnya. Untuk memastikan kesiapan finansial dalam menyambut Ramadan dan Idul Fitri mendatang, mayoritas responden memilih menabung sebagai strategi utama, dengan persentase mencapai 70,3 persen.
"Selain itu, 14,79 persen memilih berinvestasi, sementara 11,56 persen lainnya membuka usaha atau bisnis guna menambah sumber pendapatan mereka. Dari segi preferensi investasi, emas menjadi pilihan yang paling diminati oleh para responden, dengan angka mencapai 52,48 persen," ungkapnya.
Namun, hasil riset ini juga mengindikasikan tingkat investasi masyarakat masih tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan temuan BSI Institute-PEBS (2023), yang menunjukkan bahwa pengeluaran untuk investasi masih berada di bawah 10 persen dari total keseluruhan pengeluaran individu.