Eka Tjipta Widjaja, Pendiri Sinar Mas yang Warisannya Diperebutkan

Lahir pada 27 Februari 1921 di Quanzhou, Tiongkok, Eka memiliki nama asli Oei Ek Tjhong. Pada 1932, Eka Tjipta merantau bersama ibunya ke Indonesia. Mereka menyusul ayah Eka yang sudah lebih dahulu tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia tidak menjalani kehidupan mewah. Bahkan, jalur pendidikan formal hanya sanggup ditempuh Eka hingga sekolah dasar.

Eka lalu fokus membantu perekonomian orang tuanya. Mengendarai sepeda berkeliling Makassar, Eka yang masih berusia 15 tahun sudah mencicipi rasanya berjualan. Saat itu, ia berjualan biskuit dan permen ke berbagai penjuru kota.

Pada usia 37 tahun, Eka memulai bisnis sendiri melalui CV Sinar Mas di Surabaya. Sektor bisnis pertama yang dicobanya ialah perkebunan kopi dan karet di Jember. Sinar Mas terus berkembang hingga akhirnya Eka Tjipta memutuskan mengembangkan usaha ke sektor industri kimia.

Pada 1976, berdiri lah PT Tjiwi Kimia yang akhirnya berkembang menjadi salah satu produsen kertas terbesar dunia yang kini bernama PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Sukses di bisnis manufaktur, Eka Tjipta tak bosan-bosan mencoba dunia baru. Ia pun terjun ke bisnis pengembang dan properti melalui Sinarmas Land. Eka Tijpta juga memiliki bisnis jasa keuangan dengan ragam usaha mulai dari jasa perbankan, asuransi, manajemen aset dan sekuritas. Tak hanya itu, ia bahkan merambah ke bidang jasa energi dan infrastruktur serta telekomunikasi.

Kini sebagai sebuah brand, Sinar Mas menaungi sejumlah perusahaan dengan nilai korporasi independen dan manajemen tersendiri. Berbagai perusahaan itu bergerak di sektor pulp dan kertas, agribisnis dan makanan, pengembang dan real estat, jasa keuangan, telekomunikasi dan data, serta energi dan infrastruktur. Belakangan, Sinar Mas pun memasuki ranah bisnis digital ventures.

Keberhasilan Eka Tijpta Widjaja memiliki banyak perusahaan di enam lini bisnis mengantarkannya sebagai orang terkaya kedua di Indonesia, menurut penghitungan Globe Asia.

Penghargaan itu ia raih pada tahun 2018. Ia tercatat memiliki aset senilai US$13,9 miliar atau setara Rp201,5 triliun.

Usaha Eka tidak cuma di Indonesia, namun sampai ke Malaysia, Singapura, China dan Inggris. Pemilik konglomerasi Sinar Mas Group ini memiliki usaha di bidang perkebunan, pulp and paper, properti, keuangan, serta energi.

Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga pengusaha, Sandiaga Uno menyebut membangun jejaring tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Tiongkok dan Hongkong. "Kita lihat bagaimana ekspansi bisnis Sinar Mas adalah hasil kepemimpinan Beliau. Sekarang sudah dikerjakan generasi kedua, Sinar Mas terus bertumbuh," kata Sandi.

Saat Sandi diangkat pertama kali sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dia mengunjungi Eka Tjipta sekitar 13-14 tahun lalu. Tak diduga-duga saran dari Eka Tjipta justru untuk membuka peluang usaha dan pertemanan.

Sejak kecil, Eka tidak memiliki cita-cita yang muluk. Dia dikenal memegang teguh filosofi hidup jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab. Menurut Managing Director PT Sinarmas, Gandi Sulistiyanto, Eka sangat humble, rendah hati.

Menurutnya, filosofi yang menjadi kompas hidup Eka Tjipta itu kemudian bermetamorfosis menjadi nilai-nilai luhur Sinar Mas, yakni integritas, sikap positif, berkomitmen, perbaikan berkelanjutan, inovatif dan loyal.

"Sesuai dengan ideologi beliau menyebarkan ajaran bahwa orang harus peduli terhadap lingkungan dan masyarakat baik orang orang terdekat maupun di sekeliling. Maka itu ditularkan dalam enam filosofi Sinar Mas," ujarnya.