ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
Sementara itu, kinerja impor diperkirakan akan tumbuh sekitar 0,74 persen yoy, melambat dari 3,29 persen yoy pada November 2023. Secara keseluruhan pada 2023, impor diperkirakan akan menurun lebih rendah daripada ekspor, dengan mengalami kontraksi sebesar -6,35 persen dibandingkan dengan pertumbuhan 21,03 persen yang terjadi pada tahun 2022.
"Kontraksi laju impor lebih rendah dibandingkan dengan ekspor dipengaruhi oleh permintaan domestik yang terus menguat terindikasi dari PMI Manufaktur Indonesia meningkat dari 51,7 pada November menjadi 52,2 pada Desember 2023," jelas Josua.
Dia menjelaskan peningkatan PMI Manufaktur pada Desember tersebut merupakan tertinggi sejak September 2023, dengan pertumbuhan produksi mencapai puncak dalam empat bulan dan pesanan baru mengalami kenaikan paling signifikan sejak September 2023.
"Kami memproyeksikan transaksi berjalan mengalami defisit kecil sekitar -0,14 persen dari PDB (dibandingkan dengan surplus PDB sebesar 0,98 persen pada tahun 2022)," tuturnya.