Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi Pers RDG BI Januari 2024. (IDN Times/Triyan)
Konferensi Pers RDG BI Januari 2024. (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia memperkirakan ekonomi global dunia masih melambat menjadi 2,8 persen (year on year/yoy) di tahun ini, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 mencapai 3 persen.

"Ekonomi Amerika Serikat dan India tetap kuat yang didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara itu, ekonomi China diperkirakan melambat seiring dengan tetap lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai dampak lanjutan dari pelemahan kinerja sektor properti, serta terbatasnya stimulus fiskal," ucap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI, Rabu (17/1/2023). 

1. Inflasi bakal turun seiring ekonomi global melambat

ilustrasi inflasi (Freepik.com)

Ia menjelaskan penurunan inflasi di negara maju, termasuk AS, berlanjut meski masih berada di atas sasaran. Sementara itu, inflasi China menurun karena dipengaruhi pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Untuk menjaga stabilitas makrekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi, koordinasi kebijakan Bank Indonesia dan kebijakan pemerintah terus ditingkatkan.

2. Ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan 4,5-5,3 persen

ilustrasi kebijakan ekonomi (Pixabay.com)

Perry menjelaskan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut ditopang oleh permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan akan berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (yoy).

Hal ini didorong oleh konsumsi dan investasi, sejalan dengan akselerasi belanja Pemerintah pada akhir tahun dan percepatan penyelesaian beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5 persen didukung oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilu, serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan PSN termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN)," jelas Perry. 

3. Laju ekspor diperkirakan masih melambat

ilustrasi ekspor dan impor (freepik.com/freepik)

Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan belum kuat sebagai dampak perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. Berdasarkan lapangan usaha (LU), prospek LU industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, konstruksi, serta transportasi dan pergudangan diperkirakan tetap tumbuh baik.

Sementara secara spasial, pertumbuhan yang baik diperkirakan terjadi di seluruh wilayah, terutama Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) sejalan dengan dampak positif hilirisasi mineral, serta Jawa akibat permintaan domestik yang masih kuat.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik.

Editorial Team