Sampah yang tidak didaur ulang (pexels.com/Lucien Wanda)
Salah satu manfaat utama ekonomi sirkular adalah kontribusinya terhadap perlindungan lingkungan. Dalam konteks ini, ekonomi sirkular memberikan beberapa dampak positif, antara lain:
- Pengurangan Limbah dan Polusi
Dalam model ekonomi linear, limbah seringkali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau mencemari lingkungan. Di Indonesia, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 68 juta ton limbah dihasilkan setiap tahunnya, dan 57 persen dari limbah tersebut adalah sampah organik dan plastik. Dengan ekonomi sirkular, limbah ini dapat diminimalkan melalui proses daur ulang dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
- Menghemat Sumber Daya Alam
Ekonomi sirkular mengutamakan pemanfaatan kembali sumber daya, sehingga eksploitasi sumber daya alam dapat ditekan. Sebagai contoh, industri elektronik dapat mendaur ulang logam seperti emas, perak, dan tembaga dari perangkat elektronik bekas, sehingga mengurangi kebutuhan untuk menambang logam baru.
Menurut Global E-waste Monitor 2020, sekitar 53,6 juta ton limbah elektronik dihasilkan di seluruh dunia setiap tahun, tetapi hanya 17,4 persen yang didaur ulang. Jika ekonomi sirkular diterapkan secara efektif, angka ini dapat meningkat, dan eksploitasi sumber daya alam dapat dikurangi secara signifikan.
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Produksi dan konsumsi dalam model ekonomi linear sering kali menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Dalam ekonomi sirkular, emisi ini dapat ditekan melalui penggunaan energi terbarukan dan proses produksi yang lebih efisien.
Sebagai contoh, industri mode, yang dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, mulai beralih ke model sirkular dengan memproduksi pakaian dari bahan daur ulang. Sebuah studi dari McKinsey & Company menemukan bahwa jika ekonomi sirkular diterapkan di sektor mode, emisi karbon global dari industri ini dapat berkurang hingga 40 persen pada tahun 2030.
- Meningkatkan Kesehatan Ekosistem
Dengan mengurangi limbah yang mencemari tanah, air, dan udara, ekonomi sirkular berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan hidup. Misalnya, komposting limbah organik tidak hanya mengurangi limbah yang berakhir di TPA, tetapi juga menghasilkan pupuk alami yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Di Bali, program "Zero Waste to Ocean" telah berhasil mengurangi limbah plastik yang mencemari laut hingga 20 persen dalam dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan sirkular dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem laut dan darat.