Selama tujuh tahun penutupan registri, pertambangan ilegal marak, khususnya di wilayah Amazon. Laporan Human Rights Watch menyebut aktivitas ini berdampak buruk terhadap lingkungan dan memicu konflik dengan komunitas lokal. Pembukaan kembali registri diharapkan dapat mengembalikan kendali negara atas sektor ini.
Pemerintah memperkenalkan sistem pengawasan baru berbasis teknologi satelit dan inspeksi lapangan.
“Kami memastikan seluruh aktivitas pertambangan mematuhi regulasi,” jelas Direktur Badan Pengatur Pertambangan, Carlos Vaca, dilansir CNN.
Meski begitu, kesuksesan kebijakan ini dinilai bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan sosial.
“Ekuador punya potensi besar, tapi tanpa melibatkan komunitas lokal, konflik akan terus terjadi,” ujar analis lingkungan Maria Amalia Souza, dilansir The Guardian. Ia menyarankan agar masyarakat adat dilibatkan dalam setiap tahap pengambilan keputusan.
Dengan kebijakan ini, Ekuador berupaya menjadi tujuan investasi pertambangan yang kompetitif, sekaligus menghadapi tantangan keberlanjutan dan konflik sosial. Keberhasilannya akan menjadi tolok ukur komitmen pemerintahan Noboa dalam menyeimbangkan pembangunan dan perlindungan lingkungan.