Erick Thohir Mau Gabungkan 103 Hotel Milik BUMN ke dalam InJourney
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, berencana mengonsolidasikan atau menggabungkan ratusan hotel yang dimiliki perusahaan pelat merah. Hal itu dilakukan Erick mengingat banyak BUMN yang membangun hotel padahal di luar tugas atau tupoksinya.
Konsolidasi ratusan hotel tersebut bakal dilakukan Erick dengan menyatukannya di bawah Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi atau PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney.
"Kita sedang mengonsolidasikan 103 hotel yang ada di BUMN. Makanya saya bilang, BUMN jangan masing-masing bikin hotel sendiri. Ahlinya minyak ya urusi minyak. Kebun urusi kebun. Yang hotel kita bangunkan holding di bawah InJourney," tutur Erick di ICE BSD City, Jumat (28/10/2022).
1. Hotel-hotel milik BUMN bakal melibatkan UMKM
Sejalan dengan upaya konsolidasi tersebut, Erick juga menegaskan bakal melakukan renovasi di hotel-hotel milik BUMN.
Selain itu, Erick juga bertekad melibatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna menyediakan berbagai macam kebutuhan hotel tersebut.
"Tidak kalah pentingnya juga, seluruh kebutuhan hotel itu disuplai oleh UMKM. Shampoo-nya, sabunnya, handuknya. Jadi kita bisa saling menjaga. Itu yang kita namakan ekosistem," ucap dia.
2. Puluhan hotel ditargetkan masuk InJourney dalam tahap awal
Namun demikian, Erick mengatakan tidak semua hotel-hotel milik BUMN langsung dikonsolidasikan ke dalam InJourney.
Pada tahap awal hanya ada puluhan hotel milik BUMN yang disiapkan untuk bergabung ke InJourney.
"Pokoknya yang pasti, tahap pertama 23 hotel, lalu naik ke 40. Itu yang mau kita lakukan, supaya kita bisa agak mandiri," kata eks Presiden Inter Milan tersebut.
3. Erick ajak masyarakat jalan-jalan di dalam negeri
Indonesia sebagai negara dengan destinasi pariwisata yang banyak jumlahnya memiliki pasar menjanjikan. Tidak heran jika bisnis perhotelan cukup menggiurkan, bahkan untuk BUMN.
Atas dasar tersebut, Erick meminta masyarakat untuk tidak melulu jalan-jalan ke luar negeri. Alih-alih ke luar negeri, Erick meminta masyarakat agar berkunjung ke destinasi pariwisata dalam negeri.
"Kita sebagai negara yang populasinya sangat besar, 273 juta jangan kita hanya jadi market terus. Berbondong-bondong semua ke luar negeri. Boleh, bukan gak boleh, tapi misalnya kalau ada rezeki ke luar negerinya sekali, dua kali di Indonesia," ucap Erick.
