ilustrasi bangkrut (pixabay/SimonMichaelHill)
BBC menyebutkan beberapa alasan yang membuat masalah Evergrande ini perlu disikapi secara serius.
Pertama, banyak orang yang membeli properti dari Evergrande, bahkan ketika properti tersebut belum mulai dibangun. Mereka juga telah membayar sejumlah deposit dan sangat mungkin bisa kehilangannya jika Evergrande benar-benar kolaps.
Selain itu, ada banyak perusahaan yang menjadi mitra bisnis Evergrande. Beberapa perusahaan, mulai dari konstruksi hingga desain serta penyedia material berada di ujung tanduk jika Evergrande kolaps. Mereka semua bisa mengalami kebangkrutan.
Alasan ketiga dan yang paling berbahaya adalah terkait dampaknya terhadap sistem keuangan China.
"Kejatuhan finansial yang dialami Evergrande akan berdampak luas. Evergrande sendiri dilaporkan memiliki utang kepada 171 bank domestik dan 121 perusahaan keuangan lainnya," ujar Economist Intelligence Unit;s (EIU), Mattie Bekink, seperti dikutip IDN Times dari BBC, Selasa (28/9/2021).
Apabila Evergrande kolaps, bank dan para pemberi pinjaman lainnya mungkin akan terpaksa memberikan pinjaman dalam jumlah lebih sedikit. Hal itu akan menimbulkan dampak yang disebut sebagai krisis kredit. Krisis kredit adalah suatu keadaan ketika perusahaan berjuang untuk meminjam uang dengan nilai atau nominal terjangkau.
Krisis kredit ini tentunya menjadi berita sangat buruk bagi China yang merupakan negara dengan status ekonomi terbesar nomor dua di dunia.
Jika perusahaan tidak dapat meminjam uang dari perbankan dengan jumlah sesuai, mereka akan sulit tumbuh dan dalam beberapa kasus perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi bisa beroperasi. Investor asing pun ramai-ramai menarik investasinya dari China. Mereka akan menganggap China sebagai tempat yang kurang menarik untuk berinvestasi.