Ilustrasi penurunan kinerja bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Namun, Dadan mengatakan di 2021 ini pihaknya kemungkinan tidak bisa mencapai target investasi EBTKE karena pandemik COVID-19. Dia mencatat target investasi EBTKE di tahun ini ialah 2 miliar dolar AS, sementara reralisasinya baru mencapai 1,12 miliar dolar AS per September lalu.
"Ini (realisasi investasi) berasal dari kegiatan yang ada di Konservasi Energi, yaitu kegiatan penghematan energi, kemudian dari proyek yang ada di Bioenergi, baik untuk pembangkit listrik ataupun produksi BBM. Kemudian di PLTS, termasuk PLTA, ini juga berkembang. Kemudian (investasi) yang paling besar berasal dari panas bumi. Sehingga totalnya adalah USD 1,12 miliar di September," tutur dia.
Meski begitu, pihaknya mencatat sampai kuarta III-2021, realisasi penurunan emisi telah mencapai 69,5 juta ton CO2e. Aksi mitigasi yang menyumbang reduksi emisi paling besar antara lain implementasi EBT, aplikasi efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon (gas alam).
Dari sisi penggunaan APBN 2021, Direktorat Jenderal EBTKE mendorong dan membangun fasilitas EBT seperti PJU-TS, juga PLTS Pos Jaga TNI dan Pos Pengamat Gunung Api, yang berada di wilayah cukup sulit untuk dibangun pembangkit dan jaringan listrik. Juga dilaksanakan program pengadaan dan distribusi paket Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) di desa belum berlistrik terutama di wilayah Papua dan Papua Barat.