Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Luhut Pandjaitan meminta masukan dari ChatGPT dan DeepSeek terkait pendirian family office untuk menarik investasi dari individu kaya.
  • Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan big data seperti ChatGPT dan DeepSeek dianggap dapat mempermudah pekerjaan dalam pengelolaan kekayaan.
  • Pemerintah sedang merancang insentif untuk mendukung pengembangan family office di Indonesia agar dapat bersaing dengan standar internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengaku meminta masukan dari ChatGPT dan DeepSeek terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan Indonesia untuk mendirikan family office.

Pemerintah berencana membentuk family office untuk menarik investasi dari individu kaya, baik domestik maupun internasional.

Tujuan family office adalah memfasilitasi pengelolaan kekayaan secara profesional dan terstruktur, serta menarik minat keluarga kaya dari luar negeri untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Kalau kita bikin family office di Bali, apa yang harus kami lakukan? Dia berikan jawaban semua, dan apa kira-kira saranmu? Dia berikan juga saran. Dan kita lihat hampir sama semua apa yang terjadi di Abu Dhabi," kata Luhut dalam Kumparan: The Economic Insight di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025).

1. Luhut akui AI membuat pekerjaan jadi lebih mudah

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu menilai pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan big data, seperti yang ditawarkan oleh ChatGPT dan DeepSeek dapat mempermudah berbagai pekerjaan.

Dengan informasi yang tersedia dari teknologi tersebut, dia menyebut tugas selanjutnya hanya memastikan langkah yang tepat diambil.

"Jadi, sebenarnya pekerjaan kita jadi lebih mudah. Jadi kita sudah dapat tadi jawaban dari big data ini, dari Deepseek ini, dan kemudian tinggal kita tadi lihat kiri kanan saja," paparnya.

2. Pemanfaatan AI agar tidak bergantung pada orang

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Kumparan: The Economic Insight di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Luhut menekankan pentingnya AI dalam berbagai bidang agar tidak hanya bergantung pada manusia. Apalagi, menurutnya AI mampu memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan yang diajukan.

"Kita jangan bertumpu sama orang saja. Karena kita lihat Deepseek ini, kemarin saya coba di Bali, pakai ChatGPT, coba Deepseek yang bayar dan tidak bayar, itu mereka menjawab hampir semua," tambahnya.

3. Pemerintah siapkan insentif buat family office

Wamenkeu, Thomas Djiwandono di acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, Rabu (15/1/2025). (IDN Times/Deti Mega Purnamasari)

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Thomas Djiwandono sebelumnya mengungkapkan pemerintah tengah merancang insentif untuk mendukung pengembangan family office di Indonesia.

Hal itu disampaikan Thomas dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, yang diadakan di kantor pusat IDN di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

"Insentif apa yang sedang kita pikirkan, sedang digodok. Mungkin ini hal-hal yang sebenarnya perlu pembahasan juga sama dewan ekonomi nasional ya apa kira-kira insentif structure yang pas lah ya apa," ujarnya.

Thomas menekankan pentingnya memastikan insentif yang ditawarkan pemerintah untuk pengembangan family office di Indonesia dapat bersaing dengan standar internasional. Menurutnya, insentif tersebut harus dirancang agar lebih kompetitif.

Editorial Team