Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Google Akui QRIS Bikin Layanan Pembayaran RI Terbesar di ASEAN
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • Google memproyeksikan total nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia sebesar 538 miliar dolar AS pada tahun ini, tumbuh 27 persen dari tahun sebelumnya.

  • Saldo buku pinjaman digital Indonesia diproyeksikan meningkat 29 persen menjadi 13 miliar dolar AS, meski masih tertinggal dari negara ASEAN lainnya.

  • Ekonomi digital Indonesia tumbuh 14 persen dibandingkan tahun lalu, menjadikannya ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara dengan GMV hampir mencapai 100 miliar USD.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sektor layanan keuangan digital atau digital financial services (DFS) disebut menjadi fondasi ekonomi digital Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan bahkan hingga tahun ini.

Dalam laporan e-Conomy SEA (SouthEast Asia) 2025 yang dirilis oleh Google hasil kolaborasi dengan Temasek dan Bain & Company, sektor layanan keuangan digital Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan dua digit di semua segmen.

"Kalau kita lihat, ada dua sektor yang paling menonjol performanya. Pertama adalah pembayaran digital yang kita melihat skala yang sangat luar biasa besar dan (kedua) sama dengan tahun sebelumnya, digital lending juga tetap menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat," tutur Country Director Google Indonesia, Veronica Utami dalam pemaparan laporan di kantor Google Indonesia, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

1. Capaian pembayaran digital

Transaksi QRIS memudahkan layanan keuangan digital (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dalam laporannya, Google memproyeksikan gross transaction value (GTV) atau total nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia sebesar 538 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini.

"Ini mewakili pertumbuhan 27 persen dari tahun ke tahun (2024-2025). Angkanya sangat masif dan ini mengukuhkan status kita sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara dan skala ini sebagian besar didorong oleh keberhasilan QRIS dalam menyatukan pasar dan juga mendorong adopsi digital yang lebih besar lagi," tutur Veronica.

2. Pertumbuhan digital lending

ilustrasi produk pinjaman digital Bank Raya Indonesia (dok. Bank Raya Indonesia)

Sementara itu, pertumbuhan sektor digital lending dalam laporan Google dilihat dari saldo buku pinjaman yang diproyeksikan meningkat 29 persen dari 2024 ke 2025 menjadi sebesar 13 miliar dolar AS. Meski begitu, Veronica menjelaskan, nilai absolut digital lending Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya meskipun pertumbuhannya menjadi yang paling cepat.

"Contohnya Malaysia yang ada di 14 miliar dan juga Thailand yang 17 miliar yang notabene populasinya sebetulnya jauh lebih rendah daripada Indonesia sendiri. Nah, tantangan terbesar terhadap sektor ini tentunya adalah kepercayaan konsumen karena masih ada persentase signifikan konsumen di Indonesia yang melaporkan bahwa mereka belum mempercayai penyedia layanan keuangan digital seperti mereka mempercayai bank tradisional," tutur Veronica.

3. Ekonomi digital RI terbesar se-ASEAN

ilustrasi transformasi ekonomi digital (pixabay.com/geralt)

Sementara itu, di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian ekonomi dunia akibat konflik geopolitik global, pertumbuhan yang melambat, dan beberapa faktor lainnya, Indonesia mencatatkan pertumbuhan dari sisi ekonomi digitalnya pada tahun ini.

"Ekonomi digital Indonesia sendiri tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu, artinya Indonesia masih tetap menjadi ekonomi digital paling besar se-Asia Tenggara dan GMV-nya (Gross Merchandise Value) sekarang mencapai hampir 100 miliar USD," kata Veronica.

Editorial Team