BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air Laut

Kerap terjadi penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina mengakui jika subsidi BBM yang diperuntukkan di wilayah-wilayah pertambangan seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak cukupnya BBM bersubsidi kepada masyarakat imbas banyak truk-truk tambang yang ikut menikmati BBM bersubsidi.

"Kalau berdasarkan pantauan yang saya lakukan dengan Menteri ESDM memang di daerah-daerah tambang itu kayak garemin air laut soal subsidi BBM itu. Ditambah berapapun (BBM) tidak akan cukup," kata Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Kamis (9/6/2022).

Baca Juga: Dewas KPK: Dirut Pertamina Nicke Widyawati Gak Kooperatif!

1. Banyak truk tambang nikmati BBM bersubsidi

BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air LautDirut PT Pertamina Persero, Nicke Widyawati saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi di Graha Pertamina, Rabu (8/6/2022) malam. (IDN Times/Hafit Yudi Suprobo)

Dikatakan Nicke, musabab tidak terpenuhinya BBM bersubsidi yang diperuntukkan kepada masyarakat imbas dari terjadi penyelewengan penggunaan BBM yang bersubsidi. Alhasil, masyarakat kesulitan mengakses BBM bersubsidi khususnya solar di sejumlah SPBU.

"Truk-truk tambang batu bara itu tidak berhak mendapatkan soal subsidi. Termasuk truk-truk pengangkut crude palm oil (CPO). Yang terjadi adalah pelanggaran ya. Truk yang diperbolehkan untuk mengakses BBM bersubsidi kan roda enam ya. Rodanya sih enam tapi kan dimensinya ditambah alias over dimensions over length (ODOL)," ujar Nicke.

Baca Juga: Arti Kode SPBU Pertamina, 31, 34, dan 54, Gak Semua Milik Pertamina!

2. Operator SPBU banyak yang menyerah jual BBM bersubsidi

BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air Lautrepublika.co.id

Lebih lanjut, pengelola SPBU juga banyak yang menyerah untuk menjual solar bersubsidi. Tidak sedikit operator yang mengalami kekerasan verbal maupun fisik dari oknum sopir maupun kernet truk yang sebenarnya tidka berhak mendapatkan BBM bersubsidi.

"Mereka (pengelola SPBU) banyak yang bilang ya ke saya. Gak apa-apa omzet turun asalkan keamanan di SPBU tercipta ya. Sekali lagi ya memenuhi kebutuhan BBM bersubsidi di wilayah tambang itu kayak garemin air laut," kata Nicke.

3. Pertamina terapkan fuel card

BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air LautPetugas menunjukkan penggunaan fuel card 2.0 yang dilaunching pada Selasa (26/4/2022) di SPBU Kebun Sayur, Balikpapan Barat. (IDN Times/ Istimewa)

Pertamina tidak tinggal diam dengan fenomena di atas. Perseroan  sebenarnya telah berupaya untuk mengantisipasi pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah oknum dalam membeli produk BBM bersubsidi. Salah satunya adalah dengan menerapkan fuel card yang diluncurkan di wilayah Kalimantan Tengah.

"Kita coba menggunakan fuel card ya. Jadi, ada list mobil yang dikeluarkan oleh ORGANDA setempat kemudian disetujui oleh Dinas Perhubungan setempat. Yang sudah disetujui kemudian diaplikasikan ke Bank sehingga mendapatkan fuel card. Kendaraan yang mempunyai fuel card itulah yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi," ujar Nicke.

Baca Juga: Dewas KPK Panggil Dirut Pertamina Nicke Widyawati soal Lili Pintauli

4. Maksimal pembelian BBM bersubsidi 200 liter per hari

BBM Subsidi Sulit di Wilayah Tambang, Nicke: Seperti Garemin Air LautRivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Adapun, maksimal pembelian BBM bersubsidi seperti solar sendiri sesungguhnya dibatasi per harinya. Jumlahnya yakni 200 liter per hari. Pengendalian kebutuhan akan BBM bersubsidi di wilayah-wilayah tambang menjadi perhatian Pertamina.

"Jadi, kuncinya sebetulnya adalah di pengendalian demand ya. Suplai (BBM bersubsidi) berapapun itu akan habis. Jadi, yang harus kita kendalikan adalah demand-nya. Khususnya di wilayah yang banyak terdapat pertambangan maupun industri kelapa sawit seperti di Sumatera dan Kalimantan," ucapnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya