Daftar Negara yang Bela Aksi Tegas China Terhadap Taiwan

Rusia, Pakistan, dan Iran dukung China

Jakarta, IDN Times - Aksi China yang menentang tegas kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan nyatanya hanya didukung oleh sedikit negara. Hanya ada tiga negara yang mendukung langkah tegas China terhadap Taiwan yang kini mendapatkan dukungan dari negeri Paman Sam.

Kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan telah membuat China geram hingga negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu mengumumkan latihan militer dadakan di Selat Taiwan. Bahkan, China juga memanggil duta besar AS untuk mengajukan protes keras atas keputusan Pelosi untuk melawat ke Taiwan.

Baca Juga: Yuan China Anjlok Usia Pelosi Kunjungi Taiwan, Krisis Global Memanas

1. Tiga negara dukung aksi China terhadap Taiwan

Daftar Negara yang Bela Aksi Tegas China Terhadap TaiwanXi Jinping melambaikan tangan didampingi Presiden Nepal Bidhya Devi Bhandari untuk berpamitan setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan selama dua hari, di Kathmandu, Nepal, pada 13 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Prakash Mathema/Pool via REUTERS

Namun demikian, aksi tegas China hanya dibela oleh tiga negara yang secara terang-terangan mendukung China. Perlu dicatat bahwa China menganggap Taiwan sebagai sebuah provinsi yang memisahkan diri dari daratan China.

Ketiga negara yang mendukung tersebut yakni Iran, Rusia dan Pakistan, yang menyatakan satu suara dengan pemerintahan XI Jinping melalui kebijakan 'Satu Prinsip China'.

2. Pakistan dukung aksi China terhadap Taiwan

Daftar Negara yang Bela Aksi Tegas China Terhadap TaiwanKedatangan Panglima Militer Pakistan, Jend. Qamar Javed Bajwa, pada hari Selasa, 4 Mei 2021, waktu setempat menjelang kedatangan PM Pakistan, Imran Khan, ke Arab Saudi. (Twitter.com/PakinSaudiArab)

Pakistan, negara yang mendukung aksi China terhadap Taiwan menyatakan, bahwa negeri tirai bambu sudah melakukan hal yang semestinya dilakukan, karena menyangkut perihal kedaulatan dan integritas teritorial.

“Pakistan sangat prihatin atas situasi yang berkembang di Selat Taiwan. Aksi Taiwan memiliki implikasi serius bagi perdamaian dan stabilitas regional. Dunia sudah terhuyung-huyung melalui situasi keamanan yang kritis akibat konflik Ukraina, dengan implikasi destabilisasi untuk ketahanan pangan dan energi internasional. Dunia tidak dapat menanggung krisis lain yang memiliki konsekuensi negatif bagi perdamaian, keamanan, dan ekonomi global," kata Pakistan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Firstpost pada Kamis (4/8/2022).

3. Rusia sebut kunjungan Pelosi ke Taiwan memperkeruh situasi global saat ini

Daftar Negara yang Bela Aksi Tegas China Terhadap Taiwantass.com

Sementara itu, Moskow menyatakan satu suara dengan dengan sikap China terhadap Taiwan. 

"Kami menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China dan percaya bahwa tidak ada negara di dunia yang berhak mempertanyakan hal ini atau mengambil langkah yang menghasut atau lainnya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Negara di bawah kepemimpinan Vladimir Putin yakin bahwa aksi Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan di arena internasional hanya dapat menyebabkan ketegangan tambahan sehingga mampu membuat krisis global semakin menjadi-jadi.

Baca Juga: Nancy Pelosi Kembali Terpilih Sebagai Ketua DPR Amerika Serikat

4. Iran sebut AS terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri China

Daftar Negara yang Bela Aksi Tegas China Terhadap TaiwanPresiden Iran Hassan Rouhani (kiri) bertemu dengan Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi di Tehran, Iran, Sabtu (19/6/2021). ANTARA FOTO/Official Presidential website/Handout via REUTERS/rwa.

Lebih lanjut, Teheran juga ikuti menuduh AS ikut terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri China.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kan'ani, mengatakan perilaku yang menciptakan ketegangan baru-baru ini dari para pejabat AS dalam mencampuri urusan dalam negeri China dan melanggar integritas teritorialnya adalah contoh kebijakan intervensi dari Washington di berbagai belahan dunia.

"Iran menganggap penghormatan terhadap integritas teritorial sebuah negara sebagai salah satu prinsip kebijakan luar negerinya, dan dukungan untuk kebijakan Satu Prinsip China tidak perlu dipertanyakan lagi sejalan dengan prinsip dari negara tersebut," ujarnya.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya