Dolar AS Bekuk Rupiah Sore Ini, Melemah ke Level Rp14.911 

Rupiah ditutup melemah 15 poin ke Rp14.911 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (3/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 15 poin ke level Rp14.911 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.889.

Baca Juga: Lagi, Rupiah Dibekuk Dolar AS Pagi Ini

1. Dolar menguat imbas sentimen kenaikan suku bunga The Fed

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar menguat tajam terhadap mata uang lainnya pada Rabu (3/8/2022) karena pernyataan pejabat Federal Reserve AS yang mengisyaratkan bahwa akan lebih banyak lagi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat ditambah kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan AS-China.

Dua pejabat The Fed menguraikan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih curam untuk memerangi inflasi yang merajalela. Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, menyatakan The Fed memiliki jalan panjang sebelum inflasi dapat dijinakkan, yang kemungkinan mengarah pada lebih banyak kenaikan suku bunga.

"Secara terpisah, Presiden The Fed Chicago, Charles Evans, menandai kenaikan suku bunga besar lainnya, tetapi menyatakan harapan bahwa langkah seperti itu dapat dihindari," kata Ibrahim pada Rabu (3/8/2022).

2. 30 negara terjebak utang hingga di atas 100 persen

Sementara itu, kata Ibrhaim, lebih dari 30 negara terjebak utang hingga di atas 100 persen, akibat gejolak ekonomi yang telah mengakibatkan beberapa negara berkembang mulai meningkatkan utangnya terlebih akibat pandemi COVID-19, kenaikan harga pangan dan energi.

Hal tersebut juga diperparah dengan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang beberapa waktu lalu sempat naik lagi ke 75 basis poin, sehingga potensi untuk membayar negara berkembang jadi terkendala.

"Tak hanya itu saja, pandemi COVID-19 turut menjadikan adanya disrupsi di rantai pasok global terutama dalam pangan dan energi, dan kemudian diperparah dengan meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini masih berlangsung hingga saat ini," ujarnya.

Baca Juga: 4 Hal Ini Perlu Kamu Lakukan jika Inflasi Melonjak, Antisipasi ya!

3. Tingkat inflasi di sejumlah negara menyentuh angka di atas 5 persen

Harga-harga komoditas utama dari Rusia dan Ukraina, seperti gas, metal, gandum mengalami kenaikan, sehingga banyak negara-negara yang mengalami inflasi yang tinggi. Sebagai contoh Brasil, Eropa dan Singapura yang mana inflasinya sudah menyentuh di atas 5 persen.

Dari kondisi seperti itu, kata Ibrahim, perekonomian domestik diperkirakan masih menguat, sejalan dengan beberapa indikator ekonomi yang masih positif, baik dari sektor keuangan, moneter, pasar tenaga kerja, dan industri.

"Selain itu, investasi dan ekspor yang diperkirakan tetap kuat hingga akhir tahun akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di tahun 2022," ucapnya. 

Baca Juga: The Fed Lagi-lagi Kerek Naik Suku Bunga Sebesar 75 Basis Poin

4. Proyeksi rupiah esok hari

Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 22 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin dilevel Rp14.911 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.889.

"Sedangkan, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.900-Rp14.950," katanya. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya