Pemerintah Gaspol Potensi Ekspor Lada Hitam Lampung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Potensi ekspor komoditas laba mampu menembus angka lebih dari 30 ribu ton. Hal ini membuat Kemenperin akhirnya mengukukuhkan Desa Devisa Lada Hitam di Kabupaten Lampung Timur.
Lada Hitam Lampung merupakan komoditas potensial ekspor karena rasa dan aromanya yang lebih pedas dan tidak dimiliki daerah lain. Serta, memiliki reputasi yang baik di pasar domestik dan internasional.
“Kami melihat pendampingan di daerah atau sentra IKM potensi ekspor berperan penting dalam meningkatkan kemampuan jutaan pelaku IKM yang menjadi tulang punggung perekonomian negara. Pendampingan di Desa Devisa ini diharapkan dapat mendongkrak ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan di daerah yang produknya memang jadi komoditas unggulan ekspor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sabtu (25/6/2022).
Baca Juga: Kinerja Ekspor Industri Naik 25 Persen, Tembus US$83,73 Miliar
1. Program desa devisa bertujuan agar produksi komoditas ekspor semakin meningkat
Program Desa Devisa, kata Agus, yang diluncurkan di desa-desa ini antara lain bertujuan agar produksi komoditas ekspor tersebut semakin meningkat, memperluas akses pasar, serta memacu ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan. Dengan demikian, kesejahteraan keluarga petani, pengrajin, dan pelaku usaha di lokasi penyelenggaraan desa devisa itu ikut terdongkrak.
Dalam program itu, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) dan LPEI akan mendampingi lebih dari 500 petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Cahaya Baru. Kelompok itu tersebar di enam desa, yaitu Sukadana Baru, Catur Swako, Tanjung Harapan, Negeri Katon, Putra Aji Dua, dan Surya Mataram.
"Lada hitam Lampung telah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM sejak tahun 2016 karena reputasi baik tersebut,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.
Editor’s picks
Baca Juga: Petani Sawit Teriak, Harga TBS Anjlok ke Rp300 per Kg!
2. Prospek komoditas lada Indonesia cukup besar
Reni mengemukakan, prospek komoditas lada Indonesia cukup besar dengan semakin berkembangnya industri makanan dan konsumsi masyarakat yang menggunakan bahan baku lada sebagai penyedap makanan. Berdasarkan neraca perkebunan tahun 2021 yang dirilis oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, ekspor lada berhasil mencapai 39.961 ton.
“Lada hitam Lampung dikenal di pasar dunia sebagai Lampung black pepper. Permintaan lada hitam di pasar internasional juga meningkat. Saat ini, lembaga pendamping telah melakukan ekspor melalui pihak ketiga dengan nilai terbesar ke India, Kenya, Australia, dan Jerman," sebut Reni.
Baca Juga: Kemenperin Kejar Target Pembelian Produk Dalam Negeri Rp500 T
3. Pelibatan LPEI dinilai jadi jurus ampuh genjot angka ekspor nasional
Upaya mendorong angka eskpor juga dilakukan dengan menggandeng Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dan Special Mission Vehicle (SMV). Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso, mengatakan kerja sama Ditjen IKMA dan LPEI dalam program pendampingan Desa Devisa Lada Hitam Lampung Timur turut melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM Lampung Timur.
“Akan ada pelatihan penguatan manajemen usaha, pemberian sarana produksi untuk peningkatan kapasitas produksi, pendampingan akses pasar, pendampingan sistem keamanan pangan, dan pelatihan aplikasi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan,” kata Riyani.