Tekan Impor, Pertamina Fokus Kembangkan Program Bio Energi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati tak lupa menyinggung upaya perseroan dalam menekan impor BBM, khususnya jenis bensin dengan fokus mengembangkan program bio energi.
Hal tersebut disampaikan Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9/2022). Nicke menyebut, angka impor BBM jenis bensin (gasoline) masih cukup tinggi. Sehingga, perseroan kini tengah fokus dalam memproduksi jenis energi baru.
"Bio energi itu bisa menjadi biodiesel atau etanol yang bisa menjadi biofuel. Ini yang kita kembangkan sekarang CPO basisnya. Kita akan segera buat etanol, kita campur dengan gasoline mulai dari molase tebu yang kedua dari cassava (singkong)," ujar Nicke.
Baca Juga: Dirut Pertamina: 80 Persen Pertalite dan Solar Dikonsumsi Orang Kaya
1. Pertamina berkaca terhadap Thailand
Nicke menyebut, Pertamina berkaca terhadap Thailand yang dinilai sudah maju untuk urusan pengembangan etanol di dalam negeri. Thailand bahkan sudah mencapai campuran etanol sebanyak 12 persen (E12).
"Karena dengan mencampur etanol dan metanol, maka impor gasoline bisa diturunkan seperti hanya kita mandiri dengan gasoil (Solar) mulai 2019 karena berhasil menerapkan B30," kata Nicke.
2. Pertamina fokus terhadap penggunaan etanol sebagai pengganti bensin
Nicke menambahkan, setelah sukses dengan upaya perseroan dalam program campuran bio solar 30 persen (B30), Pertamina juga akan fokus terhadap penggunaan etanol sebagai pengganti bensin.
"Kita akan mulai dengan E5, E10 dan seterusnya. Untuk itu, kita harus bangun etanol. Ini lah salah satu bentuk untuk mewujudkan kemandirian energi," ujarnya.
3. Pertamina jamin penyaluran BBM tepat sasaran
Nicke menambahkan, Pertamina juga terus berusaha agar proses produksi dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa berjalan baik, aman dan tepat sampai ke masyarakat.
Pertamina, kata Nicke, memiliki sistem pemantauan data mulai dari produksi di hulu hingga distribusi BBM ke masyarakat lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).
Lewat sistem PIEDCC, lanjut Nicke, bisa terpantau seperti apa kinerja Pertamina, mulai produksi minyak mentah hingga distribusi BBM ke masyarakat.
“Kita bisa melihat langsung aliran dari fluidanya (cairan) ataupun gas. Kalau konteksnya BBM terlihat dari kilang produksinya ada berapa, karena masing-masing jenis di kilang itu ada produknya. Kemudian produk disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM),” ucap Nicke.