Jakarta, IDN Times - Sepanjang pandemik COVID-19, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia terdampak parah. Data Bank Indonesia menyebut 87,5 persen UMKM terdampak pandemik, dan sekitar 93,2 persen mengalami penurunan penjualan dan cash flow operasional.
Tidak hanya itu, temuan lain dari Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) bahkan menunjukkan sekitar 30 juta UMKM bangkrut karena pandemi.
Namun, kini situasi pandemik berangsur membaik. UMKM memiliki harapan untuk bangkit dan bebenah dengan tujuan untuk membuat usahanya berkelanjutan. Hal ini diungkapkan oleh Adi Harlim, Direktur dari Merchant Experience BukuWarung, sebuah perusahaan teknologi penyedia infrastruktur digital bagi UMKM.
Dia mengatakan UMKM merupakan ujung tombak pemulihan ekonomi nasional pascapandemik. Menurutnya, UMKM pula yang nanti akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara seperti yang ditargetkan pemerintah Indonesia.
"Untuk mewujudkan itu, BukuWarung percaya perlunya peningkatan kapabilitas UMKM melalui pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Lalu, apa yang bisa pelaku usaha UMKM lakukan untuk bangkit dalam kondisi yang dikenal dengan pascapandemik ini? Simak ulasannya berdasarkan hasil riset BukuWarung yang disajikan dalam diskusi virtual.