Blak-Blakan, Bos Waskita Karya: Mestinya Bangga Dong Punya Utang!

Eits, jangan berfikir negatif ya~

Jakarta, IDN Times - Pembiayaan utang untuk pembangunan infrastruktur kerap jadi polemik. Banyak yang menilai bahwa pemerintah terlalu berlebihan menambah utang hanya untuk infrastruktur. Selain itu, utang tersebut dinilai mengancam ekonomi Indonesia.

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra soal tudingan tersebut. Menurut dia, tidak mudah mendapat pendanaan khususnya untuk infrastruktur lewat utang. Sebab, kreditur tidak bisa begitu saja memberikan pinjaman kepada debitur.

"Utang itu gak gampang. Kalau anda tidak punya perofrmance, maka tidak bisa utang," kata Putra di Open House IDN Media HQ, Menara Global, Jakarta Selatan, Kamis (31/10).

1. Harus bangga punya utang

Blak-Blakan, Bos Waskita Karya: Mestinya Bangga Dong Punya Utang!IDN Times/Hana Adi Perdana

Menurut Putra, masyarakat harusnya bangga Indonesia punya utang. Artinya, kepercayaan negara lain maupun pihak lain yang memberikan pinjaman, sangat tinggi terhadap masa depan perekonomian Indonesia. Selain itu, bukan hanya Indonesia saja yang memiliki utang, melainkan neagra adidaya seperti Amerika Serikat juga memiliki utang.

"Kalau Indonesia bisa utang, berarti kepercayaan orang itu tinggi terhadap negara kita. Mestinya kita bangga dong punya utang. Kalau bisa mengutang. Emang AS nggak punya utang? Coba cek karena orang percaya," ujarnya.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II 2019 Tembus US$391,8 Miliar

2. Utang dihitung dengan ilmu ekonomi

Blak-Blakan, Bos Waskita Karya: Mestinya Bangga Dong Punya Utang!IDN Times/Arief Rahmat

Mantan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) ini menegaskan jika utang yang dilakukan pemerintah maupun perusahaan BUMN, dilakukan dengan ilmu ekonomi. Pendanaan utang juga ikut mempertimbangkan risiko serta pengembaliannya dari proyek yang menggunakan anggaran utang.

"Selama utang itu dipakai investasi. Itu semua dihitung berdasarkan hukum ekonomi, ada bussines plan-nya, ada returnnya. Kalau tidak bank gak akan ngucurin duit itu. Jadi seperti saya bilang investasi itu setiap rupiah berapa return-nya, kedua berapa lama makanya ada tenor atau waktu utang. Ketiga besarnya berapa? keempat risikonya harus dihitung. Makanya ada plan a plan b. Kayak anda sekolah ada risikonya."

3. ULN Indonesia

Blak-Blakan, Bos Waskita Karya: Mestinya Bangga Dong Punya Utang!IDN Times/Arief Rahmat

Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2019 sebesar US$393,5 miliar atau setara Rp5.582 triliun (kurs Rp14.187). Utang tersebut meliputi ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$196,3 miliar, serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar US$197,2 miliar.

ULN Indonesia tersebut naik 8,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,9 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran netto ULN.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Rp5.582 Triliun Per Agustus 2019

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya