Hattrick Deflasi, Sinyal Apa bagi Indonesia?

Pemulihan ekonomi masih terganggu

Jakarta, IDN Times - Indonesia mengalami deflasi berturut-turut pada Juli, Agustus dan September 2020. Capaian ini tentu tidak menggembirakan. Lalu, apa artinya buat Indonesia?

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan deflasi yang terjadi saat ini, menjadi sinyal waspada pelemahan daya beli masyarakat di kuartal III 2020. Hal itu juga tercermin dari capaian inflasi inti yang terus mengalami penurunan.

"Dari sisi pasokan, cukup ditunjukkan penurunan dari beberapa harga komoditas seperti daging ayam, telur ayam dan bawang merah. Masih ada kenaikan untuk minyak goreng dan bawang putih," ujarnya dalam video conference, Kamis (1/10/2020).

"Catatannya yang perlu diwaspadai adalah inflasi inti turun sejak Maret, menunjukkan daya beli kita masih sangat-sangat lemah. Artinya selama kuartal III, daya beli masih lemah," tambahnya.

1. Bila tren deflasi terus belanjut, maka berpotensi mematikan bisnis

Hattrick Deflasi, Sinyal Apa bagi Indonesia?Ujang memperlihatkan jam tangan dagangannya saat ditemui di lapaknya. IDN Times/Fariz Fardianto

Senada dengan Suhariyanto, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan bahwa terjadinya deflasi selama tiga bulan berturut-turut menjadi sinyal pelemahan dari sisi permintaan yang di dorong oleh menurunnya pendapatan secara agregat.

"Akhirnya perilaku masyarakat yang menurunkan belanja dan memperbanyak saving membuat produsen memberikan diskon atau menjual dengan harga di bawah biaya pokok produksi. Tren ini kalau terus berlanjut akan mematikan produsen yang tidak sanggup lagi jual rugi," kata Bhima kepada IDN Times.

Baca Juga: Bisa Memicu PHK, Apa Itu Deflasi? 

2. Deflasi berkelanjutan mengarah pada indikasi adanya depresi ekonomi

Hattrick Deflasi, Sinyal Apa bagi Indonesia?Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Bhima menuturkan, deflasi yang berkelanjutan juga mengarah pada indikasi adanya depresi ekonomi. Oleh karena itu, dia mengingatkan pemerintah agar lebih waspada.

"Tahun 1930 ketika terjadi depresi, indikasi global nya adalah adanya deflasi di banyak negara. Indonesia pada saat itu juga mengalami penurunan harga komoditas gula sehingga pabrik gula banyak yang bangkrut. sejarah bisa berulang," tutur dia.

3. Insentif dari pemerintah belum bisa tingkatkan konsumsi masyarakat

Hattrick Deflasi, Sinyal Apa bagi Indonesia?Ilustrasi insentif (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menambahkan, gelontoran insentif yang diberikan pemerintah dinilai belum mampu mendorong konsumsi masyarakat. Sebab, baik golongan menengah bawah maupun atas, banyak yang masih menahan belanjanya sampai pandemik COVID-19 terkendali.

"Insentif bantuan sosial masih menyasar masyarakat kelas bawah padahal 83 persen konsumsi dipengaruhi masyarakat kelas menengah dan atas. Balik lagi menengah atas mau belanja kalau pandemiknya turun," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Deflasi Tiga Kali Berturut-turut, Terburuk sejak 1999

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya