Pemulihan Ekonomi Diprediksi Lambat, Indonesia Semakin Dekat ke Resesi

Sudah ada perbaikan ekonomi tapi kasus COVID-19 masih tinggi

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan terkontraksi atau minus pada kuartal III 2020. Meski terjadi perbaikan pada sejumlah indikator ekonomi, namun COVID-19 masih menjadi batu sandungan dari pemulihan ekonomi di dalam negeri.

"Masih tingginya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia kami prediksi bahwa proses pemulihan ekonomi akan berjalan lambat," kata Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini, dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Jumat (4/9/2020).

1. Indonesia bisa susul negara lainnya yang telah mengalami resesi

Pemulihan Ekonomi Diprediksi Lambat, Indonesia Semakin Dekat ke ResesiIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Bila proyeksi pertumbuhan ekonomi yang minus di kuartal III terrealisasi, maka Indonesia dipastikan akan resesi. Indonesia akan menyusul negara-negara lain yang telah mengalami resesi ekonomi lebih awal.

Sebut saja Singapura yang ekonominya minus 0,7 persen secara kuartalan pada kuartal I dan minus 42,9 persen pada kuartal II 2020. Lalu, ada juga Korea Selatan yang mengalami resesi pertamanya dalam 17 tahun terakhir. Ekonomi Negeri Ginseng itu turun 1,3 persen pada kuartal I dan minus 3,3 persen pada kuartal II 2020.

"Pada kuartal III nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia kami proyeksikan masih akan berada pada level negatif, sehingga secara teknikal Indonesia akan masuk kategori negara yang terkena resesi," tutur Hendri.

Baca Juga: Situasi Ekonomi Indonesia Mengarah ke Depresi

2. Sudah ada perbaikan ekonomi di kuartal III

Pemulihan Ekonomi Diprediksi Lambat, Indonesia Semakin Dekat ke ResesiIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski pertumbuhan ekonomi dalam negeri bakal tumbuh negatif, namun angkanya diperkirakan tidak akan separah kuartal II 2020 yang sebesar minus 5,32 persen.

Hal itu tercermin dari terjadinya perbaikan kegiatan ekonomi pada sejumlah sektor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni 2020, menunjukkan terjadinya peningkatan penumpang kereta api dan penerbagangan domestic masing-masing 69 persen dan 54,3 persen secara month to month (mtm).

"Indikasi ini sejalan dengan konsumsi barang tahan lama termasuk motor, yang mulai rebound. Pada bulan Juli, penjualan motor naik 74 persen dibandingkan bulan sebelumnya," imbuh dia.

3. Resesi adalah kondisi suatu negara yang perekonomiannya tumbuh negatif berturut-turut

Pemulihan Ekonomi Diprediksi Lambat, Indonesia Semakin Dekat ke ResesiIlustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama teratur ekspansi dan kontraksi yang terjadi dalam ekonomi suatu negara.

Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan, resesi adalah kondisi perekonomian sebuah negara yang mengalami kontraksi berturut-turut. Artinya, pertumbuhan ekonomi negara tersebut negatif selama dua kuartal (enam bulan).

Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi negara A pada kuartal I (Januari-Maret) tumbuh -2 persen. Kemudian di kuartal II (April-Juni), pertumbuhan ekonomi negara A kembali negatif, yakni -2,5 persen. Bila kondisi tersebut terjadi, maka negara A sudah dipastikan mengalami resesi ekonomi.

"Jadi definisinya seperti itu. menjelaskan kondisi dimana perekonomian, berarti pertumbuhannya negatif. Kalau cuman satu triwulan terus balik lagi ya nggak resesi," kata Piter kepada IDN Times.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya