Rokok dan Beras Jadi Penyebab Utama Penyumbang Kemiskinan RI

Kalau rokok naik gak ada yang komplain

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen atau setara 25,14 juta penduduk. Dari realisasi angka kemiskinan tersebut, ada beberapa komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan baik di pedesaan maupun perkotaan.

Sementara itu, garis kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar Rp425.250 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp313.232 dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp112.018.

Baca Juga: BPS Usulkan Pembenahan Data Untuk Turunkan Angka Kemiskinan

1. Beras dan rokok kretek penyumbang utama kemiskinan

Rokok dan Beras Jadi Penyebab Utama Penyumbang Kemiskinan RIIDN Times/Hana Adi Perdana

Dua komoditi yang termasuk dalam jenis makanan ini memberi kontribusi cukup besar terhadap kemiskinan. Untuk beras, kontribusnya sebesar 20,59 persen di perkotaan, 25,97 persen di pedesaan. Sementara itu rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, yakni sebesar 11,22 persen di perkotaan dan 11,36 persen di pedesaan.

"Rokok kontribusinya naik. Karena tiap bulan inflasinya 0,01 persen. Kalau rokok naik nggak ada yang komplain," kata Kepala BPS dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).

2. Kontribusi komoditi bukan makanan

Rokok dan Beras Jadi Penyebab Utama Penyumbang Kemiskinan RIIDN Times/Maulana

Selain itu, untuk kategori komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan pedesaan adalah perumahan, bensin, dan listrik.

Keempatnya merupakan kontributor terbesar dengan masing-masing perumahan sebesar 8,16 persen (perkotaan), 7,26 persen (pedesaan). Kemudian bensin sebesar 4,28 persen (perkotaan) dan 3,50 persen (pedesaan), lalu listrik sebesar 3,80 persen (perkotaan) dan 2,04 persen (pedesaaan).

3. Penduduk miskin di kota dan desa

Rokok dan Beras Jadi Penyebab Utama Penyumbang Kemiskinan RIkulonprogokab.go.id

Secara persentase, penduduk miskin di perkotaan turun dari September 2018 sebesar 6,89 persen menjadi 6,69 persen. Penurunan itu juga terjadi di pedesaan dari sebelumnya pada September 2018 sebesar 13,10 persen, menjadi 12,85 persen pada Maret 2019.

Secara angka, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun dari 10,13 juta orang pda September 2018 menjadi 9,99 juta orang pda Maret 2019. Sementara itu di pedesaan juga turun dari 15,54 juta orang pada September 2018 menjadi 15,15 juta orang pada Maret 2019.

Baca Juga: Angka Kemiskinan RI Turun Lagi Jadi 25,14 Juta Orang Maret 2019

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya