Sri Mulyani Curhat COVID-19 Bikin Aliran Modal Asing Kabur dari RI

Terjadi kepanikan di sektor keuangan global

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 telah membuat seluruh kegiatan ekonomi mengalami ketidakpastian. Dampaknya, ekonomi di seluruh dunia mengalami tekanan yang cukup dalam, termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pandemik COVID-19 menimbulkan kepanikan di sektor keuangan global. Pada periode Maret-Mei 2020 lalu, banyak aliran modal asing yang kabur dari negara berkembang.

"Indonesia mengalami arus modal (asing) keluar hingga lebih dari Rp140 triliun dalam waktu yang begitu singkat April-Mei 2020. Ini menyebabkan gejolak dan jatuhnya indeks harga saham, pasar surat berhaga dan pasar valuta asing (valas)," kata Sri Mulyani dalam penyampaiannya di sidang Mahkamah Konstitusi yang digelar secara virtual, Kamis (8/10/2020).

1. Kepanikan global akibat COVID-19 memberi ancaman nyata bagi manusia

Sri Mulyani Curhat COVID-19 Bikin Aliran Modal Asing Kabur dari RIKaryawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (15/7/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Kepanikan global baik akibat COVID-19, serta merosotnya ekonomi, lanjut Sri Mulyani, telah menyebabkan ancaman nyata, baik secara langsung dan luar biasa bagi keselamatan dan kesejahteraan manusia.

Disisi lain, masifnya penyebaran COVID-19 di tengah peta pandemik COVID-19 yang kompleks, serta saling terkoneksinya satu sama lain menjadikan permasalahan semakin rumit dan saling terkait. Hal ini tercermin dengan merosotnya aktivitas ekspor dan impor.

"Berbagai ikhtiar dengan penemuan vaksin COVID-19 masih dalam proses pengembangan dan memerlukan waktu untuk kesiapannya," ucap dia.

Baca Juga: Jokowi Targetkan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan 7 Sampai 9 Persen

2. Ancaman kemiskinan dan pengangguran di seluruh dunia meningkat tajam

Sri Mulyani Curhat COVID-19 Bikin Aliran Modal Asing Kabur dari RISeorang tunawisma tertidur di depan Taman Lapangan Banteng pada Sabtu, 8 Agustus 2020 (IDN Times/Besse Fadhilah)

Di sisi lain, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, ancaman jumlah kemiskinan dan pengangguran di semua negara juga meningkat tajam dalam waktu singkat akibat pandemik COVID-19. Hal itu dipicu oleh banyaknya bisnis yang mengalami kebangkrutan.

"Kebangkurtan dunia usaha di semua sektor mulai transportasi, restoran, hingga manufaktur telah memberikan beban yang snagat berat bagi masyarakat dan mengancam stabilitas sosial, ekonomi dan ancaman bagi stabilitas sistem keuangan suatu negara," jelas dia.

3. Kerugian dan penanganan COVID-19 di dunia capai Rp220,5 kuadriliun

Sri Mulyani Curhat COVID-19 Bikin Aliran Modal Asing Kabur dari RIIlustrasi dolar Amerika (IDN Times/Mela Hapsari)

Dia juga menyampaikan bahwa kerugian dan biaya penanganan COVID-19 di seluruh dunia diperkirakan mencapai 9 hingga 15 triliun dolar AS atau setara Rp132,3 kuadriliun - Rp220,5 kuadriliun (kurs Rp14.700).

"Hal ini setara setara 9 atau bahkan 15 kali ukuran ekonomi Indonesia. Suatu dampak yang beigtu dahsyat kurang dari 6 bulan," ungkap dia.

Baca Juga: Investasi Asing Sudah Oke, Faisal Basri Heran UU Cipta Kerja untuk Apa

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya