Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kobalt (unsplash.com/Paul-Alain Hunt)

Intinya sih...

  • Harga kobalt dan saham perusahaan terkait di China melonjak tajam setelah Republik Demokratik Kongo (DRC) memperpanjang larangan ekspor kobalt hingga September 2025.

  • Dampak langsung ke pasar China, harga kobalt di bursa berjangka China melonjak lebih dari 9 persen pada Senin (23/6/2025), dipicu kekhawatiran kelangkaan pasokan.

  • Alasan perpanjangan larangan, Otoritas regulasi mineral strategis Kongo, ARECOMS, mengumumkan perpanjangan larangan selama tiga bulan untuk menstabilkan pasar.

Jakarta, IDN Times - Harga kobalt dan saham perusahaan terkait di China melonjak tajam setelah Republik Demokratik Kongo (DRC) memperpanjang larangan ekspor kobalt hingga September 2025. Keputusan yang diumumkan akhir pekan lalu ini memperpanjang kebijakan yang berlaku sejak 22 Februari 2025 untuk mengurangi kelebihan pasokan global.

Sebagai produsen sekitar 70 persen kobalt dunia, larangan dari Kongo memperketat pasokan logam penting untuk baterai kendaraan listrik dan paduan logam. Ini mendorong lonjakan harga dan memicu perhatian pelaku pasar global, terutama di China, konsumen kobalt terbesar dunia.

Editorial Team

Tonton lebih seru di