Jakarta, IDN Times – Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, memproyeksi harga minyak mentah dunia berpotensi menembus 100 dolar AS per barel jika konflik antara Iran dan Israel terus berlanjut. Kondisi ini dinilainya dapat menjadi beban berat bagi fiskal Indonesia, mengingat tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna merespons dampak ekonomi dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terlebih dengan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik tersebut.
“Pemerintah Indonesia harus segera bertindak, bukan sekadar membuat pernyataan normatif. Presiden dan jajaran ekonomi perlu menyiapkan langkah darurat untuk menghadapi lonjakan harga minyak dunia,” ujar Syafruddin, Senin (23/6/2025).