5 Penyebab Harga Minyak Goreng Masih Mahal  

Gak sepenuhnya karena masalah di dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Polemik naiknya harga kebutuhan pokok jelang akhir tahun menjadi sorotan. Salah satu komoditas dengan kenaikan harga tertinggi adalah minyak goreng.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga minyak goreng curah tembus Rp20.500 per kilogram (kg) di DKI Jakarta. Adapun harga rata-rata minyak goreng curah nasional mencapai Rp18.300/kg.

Bahkan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima mengatakan minyak goreng sudah sampai ke Rp33.000 per kilogram.

Berikut ini 5 penyebab yang membuat harga minyak goreng masih mahal:

Baca Juga: Minyak Goreng Meroket Harga Komoditas Naik, DPR Bakal Panggil Mendag

1. Harga minyak internasional juga naik

5 Penyebab Harga Minyak Goreng Masih Mahal  Ilustrasi Industri Minyak Arab Saudi (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam. Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO.

"Dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu harga lelang KPBN Dumai yang juga terkorelasi dengan harga pasar internasional," kata Oke dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Lebih Murah! 3 Cara Beli Minyak Goreng Langsung dari Pabrik 

2. Turunnya panen sawit dan kenaikan permintaan CPO

5 Penyebab Harga Minyak Goreng Masih Mahal  Ilustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Penyebab kedua naiknya harga minyak goreng dipicu turunnya panen sawit pada semester ke-2. Sehingga, suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng.

Ketiga adalah adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30.

“Tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal ini juga disebabkan turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar," ujar Oke.

Baca Juga: Siap-siap! Bakal Ada Minyak Goreng Bersubsidi Tahun Depan

3. Rendahnya stok minyak nabati dan gangguan logistik

5 Penyebab Harga Minyak Goreng Masih Mahal  Pixabay.com/silviarita

Sebab keempat naiknya harga minyak goreng juga karena rendahnya stok minyak nabati lainnya, seperti adanya krisis energi di Uni Eropa, Tiongkok, dan India yang menyebabkan negara-negara tersebut melakukan peralihan ke minyak nabati.

Faktor terakhir yaitu gangguan logistik selama pandemi Covid-19, seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal,” terang Oke.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya