5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran Indonesia

Yuk cari tahu biar produk kamu laku di pasar

Jakarta, IDN Times - Dalam membangun sebuah bisnis atau startup, produk menjadi hal penting. Jika produk yang kamu tawarkan tidak bagus, tentu saja konsumen tidak mau melirik atau pun membeli produk kamu.

Dalam ilmu bisnis, istilah ini dikenal dengan Product-Market Fit (PMF), yaitu berbagai upaya penyempurnaan produk dan model bisnis dalam peningkatan kecocokan atau loyalitas/retensi pengguna terhadap produk, sebelum startup masuk tahap ekspansi pasar.

“Mencari kecocokan atau fit penting karena menunjukkan seberapa jauh sebuah startup dapat memberikan solusi yang tepat bagi pasar yang ingin mereka layani. Karena itu, fase PMF ini sangat krusial terutama bagi founders tingkat awal, dimana mereka berupaya mempersolid tawaran produk digitalnya, agar betul-betul dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan pengguna,” kata Co-founder Moka dan Head of Selly di GoTo Financial, Grady Laksmono, dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).

Berikut ini lima tips penting untuk mencari Product-Market Fit (PMF) dari tiga startup veteran Indonesia, yakni Shipper, HappyFresh dan Moka.

1. Lakukan uji pasar sesegera mungkin

5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran IndonesiaIlustrasi warganet (IDN Times/Besse Fadhilah)

Salah satu kesalahan utama startup adalah menunggu terlalu lama untuk menguji apakah pasar menerima produk mereka dengan baik atau tidak. Jika model bisnis startup adalah dengan basis langganan, maka tawarkan biaya langganan yang ideal kepada para pengguna.

Kemudian, evaluasi feedback yang konsumen berikan untuk menentukan apakah skema tersebut bisa berjalan dengan baik atau tidak.

“Banyak founder startup yang menciptakan problem-problem yang sebenarnya tidak ada atau tidak signifikan di pasaran. Kita harus bisa membedakan antara ‘keyakinan’ dan ‘fakta’. Dan proses ini harus berjalan dengan cepat, apakah benar ada problem tersebut? Berapa orang yang benar-benar membutuhkan solusinya? Jika terlalu lama, kita hanya akan menghabiskan terlalu banyak sumber daya dan waktu untuk hal yang sia-sia,” kata Grady Laksmono.

Baca Juga: Bingung Cari Ide Bisnis? 3 Bisnis Ini Bisa Laku Setiap Hari Lho!

2. Lakukan A/B testing untuk menghitung dampak nyata

5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran IndonesiaLaman muka Shipper.id untuk pengiriman yang bekerja sama dengan Facebook (Tangkapan layar Shipper.id)

Dalam operasional startup, seringkali perusahaan menghadirkan fitur-fitur baru dengan harapan untuk menarik semakin banyak pengguna. Namun, hal ini justru bisa menjadi distraksi dari tawaran utama startup.

Oleh karena itu, Co-founder dan CTO HappyFresh, Fajar Budiprasetyo, menyarankan startup untuk menjalankan A/B testing agar bisa menghitung dampak nyata dari sebuah promo/fitur/kemitraan baru.

3. Dengarkan umpan balik dari pengguna

5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran IndonesiaAndre Soelistyo, CEO GoTo. (IDN Times/Uni Lubis)

Untuk bisa mencapai PMF, maka jalan terbaik adalah untuk benar-benar memahami target pengguna, mulai dari kebutuhan, keinginan, hingga harapan mereka. Menurut Co-founder Shipper, Phil Opamuratawongse, semua pengguna ingin mencoba layanan startup agar bisa mempermudah hidup mereka.

Menurutnya, bagi para startup B2B atau startup yang model bisnisnya rumit dan membutuhkan edukasi lebih, kalau pengguna belum tertarik mencoba, kita yang harus giat jemput bola dan mengajak mereka untuk menggunakan sistem yang telah dibuat.

“Jelaskan apa saja kelebihan-kelebihannya,” kata Phil Opamuratawongse.

4. Bersikap fleksibel dalam mengadaptasi produk

5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran IndonesiaHappyFresh berdonasi melawan COVID-19 (Dok. Happy Fresh)

Faktanya, tidak semua startup akan sering digunakan oleh pengguna. Bergantung pada jenis bisnisnya, ada startup-startup yang hanya digunakan sekali sebulan atau sekali dalam beberapa bulan. Ini akan menurunkan tingkat retensi pengguna.

Phil menyarankan founder startup untuk bisa membangun produk atau fitur-fitur baru yang bisa melengkapi solusi utama tersebut.

“Dengan memberikan fitur-fitur baru yang diakses lebih sering, maka kemungkinan untuk menambah aliran pendapatan juga semakin besar. Karena itu, penting bagi startup untuk bersikap fleksibel dan bisa mengadaptasi produk digitalnya sesuai dengan kebutuhan pengguna,” kata Phil.

5. Fokus mengembangkan ‘power user’

5 Tips Ide Produk untuk Bisnis dari 3 Startup Veteran IndonesiaIlustrasi startup (IDN Times/Umi Kalsum)

Hal lain yang tak kalah penting untuk menentukan PMF adalah fokus dalam pengembangan basis ‘power user’. Grady mengatakan kita perlu mengenali siapa saja power user atau pengguna setia kita, dan fokus untuk memperluas segmen ini dengan membangun produk-produk baru sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Pahami apa yang membuat power user ini loyal dan tertarik untuk mencoba produk startup kita. Merekalah yang menentukan apakah startup kita bisa makin berkembang atau tidak,” jelas Grady.

Baca Juga: 5 Strategi Mempertahankan Bisnis di Tengah Pandemi COVID-19 

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya