Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018

Serba-serbi fakta ekspor biar kamu gak kudet

Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan kondisi ekspor Indonesia per Agustus 2018. Dalam laporannya, ekspor Indonesia mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Namun secara month-to-month di tahun 2018 ini, ekspor Indonesia cenderung fluktuatif.

”Ekspor Indonesia pada Agustus 2018 menurun 2,90 persen dibanding Juli 2018, yaitu dari US$16.290,2 juta menjadi US$15.818,1 juta,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (17/9).

1. Sebab penurunan ekspor

Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018moulislegal.com

Penurunan ekspor Agustus 2018 dibanding Juli 2018 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 2,86 persen, yaitu dari US$14.858,9 juta menjadi US$14.433,5 juta. Demikian juga ekspor migas turun 3,27 persen dari US$1.431,3 juta menjadi US$1.384,6 juta.

Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 10,01 persen menjadi US$92,1 juta dan ekspor gas 22,75 persen menjadi US$728,0 juta. Sedangkan ekspor minyak mentah naik 46,01 persen menjadi US$564,5 juta.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari–Agustus 2018 mencapai US$120,10 miliar atau naik 10,39 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$108,69 miliar atau meningkat 10,02 persen,” jelas Suhariyanto.

Baca Juga: Suzuki Bakal Ekspor Jimny ke India dan Pakistan, Kapan ke Indonesia?

2. Penurunan volume ekspor

Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018Dua orang pegawai berjalan di belakang pintu Kantor BP Migas (sekarang SKK Migas) di Jakarta. Foto dokumentasi Rappler

Dari sisi volume, ekspor Indonesia Agustus 2018 menurun 11,85 persen dibanding Juli 2018 yang disebabkan penurunan volume ekspor nonmigas 12,17 persen. Demikian juga migas turun 6,52 persen.

Volume ekspor migas Agustus 2018 terhadap Juli 2018 untuk gas turun 24,27 persen, sedangkan hasil minyak naik 2,14 persen dan minyak mentah naik 43,56 persen. Secara kumulatif, volume ekspor meningkat 13,85 persen dibanding periode Januari– Agustus 2017 yang disumbang oleh peningkatan ekspor nonmigas 15,38 persen, sedangkan migas turun 4,33 persen.

3. Harga ekspor meningkat

Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018IDN Times

Rata-rata harga agregat barang ekspor Indonesia secara total pada Agustus 2018 meningkat 10,16 persen terhadap Juli 2018.

Rata-rata harga ekspor nonmigas Agustus 2018 naik 10,60 persen terhadap Juli 2018. Demikian juga rata-rata harga ekspor migas Agustus 2018 meningkat 3,48 persen dengan rata-rata harga ekspor minyak mentah dan gas naik masing-masing 1,71 persen dan 2,01 persen.

Sebaliknya rata-rata harga ekspor hasil minyak turun 11,92 persen. Indeks harga ekspor Agustus 2018 sebesar 122,79 (tahun dasar 2013).

4. Barang-barang ekspor yang mengalami penurunan dan kenaikan

Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018Badan Pusat Statistik

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2018 terhadap Juli 2018 terjadi pada bahan bakar mineral US$380,7 juta (16,25 persen). Komoditi lainnya yang juga menurun nilai ekspornya adalah bijih, kerak, dan abu logam US$52,9 juta (11,71 persen); karet dan barang dari karet US$47,1 juta (7,76 persen); kertas/karton US$40,4 juta (9,23 persen); serta berbagai produk kimia US$37,9 juta (7,53 persen).

Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati US$61,3 juta (3,47 persen). Selain itu besi dan baja US$32,8 juta (6,20 persen); mesin/peralatan listrik US$27,9 juta (3,43 persen); timah US$27,2 juta (20,94 persen); serta barang-barang rajutan US$21,7 juta (5,59 persen).

Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia, menurut sektor produk pertanian, meningkat 0,42 persen yang disumbang oleh peningkatan ekspor sayur-sayuran. Sedangkan ekspor produk industri pengolahan menurun 0,48 persen yang disumbang oleh penurunan ekspor kimia dasar organik yang bersumber dari minyak, dan ekspor produk pertambangan dan lainnya menurun 13,58 persen yang disebabkan oleh menurunnya ekspor batubara.

Selama Januari–Agustus 2018, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 6,13 persen dibanding 2017 yang disumbang oleh ekspor besi/baja, demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya meningkat 34,79 persen yang disumbang oleh meningkatnya ekspor batubara, sedangkan ekspor produk pertanian menurun 9,60 persen yang disebabkan oleh menurunnya ekspor kopi.

5. Berikut negara-negara tujuan ekspor

Data BPS Tentang Ekspor Indonesia Hingga Agustus 2018Badan Pusat Statistik

Penurunan ekspor nonmigas Agustus 2018, jika dibandingkan dengan Juli 2018 terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama, yaitu Jepang US$108,6 juta (6,82 persen); Tiongkok US$83,5 juta (3,81 persen); Korea Selatan US$75,3 juta (10,29 persen); Singapura US$73,6 juta (9,42 persen); Thailand US$55,1 juta (10,24 persen); Taiwan US$26,6 juta (6,00 persen); Italia US$9,4 juta (5,76 persen); dan India US$7,8 juta (0,61 persen).

Sementara negara yang mengalami peningkatan adalah Malaysia US$50,4 juta (7,33 persen), Amerika Serikat US$36,8 juta (2,36 persen); Belanda US$21,3 juta (6,65 persen); Jerman US$9,7 juta (4,02 persen); serta Australia US$7,2 juta (3,73 persen). Secara keseluruhan, total ekspor ketiga belas negara tujuan utama di atas turun 2,94 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) pada Agustus 2018 mencapai US$1.516,9 juta.

Pada periode Januari–Agustus 2018, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$16.595,8 juta (15,27 persen), diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$11.714,2 juta (10,78 persen), dan Jepang dengan nilai US$11.177,8 juta (10,28 persen). Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah adalah lignit, batubara, dan minyak kelapa sawit.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah IMF-WB 2018, Apa Persiapan Indonesia?

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya