IMF Prediksi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Global akibat Omicron
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Deputi Managing Director IMF, Geoffrey Okamoto, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini sebesar 5,9 persen. Namun, angka pertumbuhan di 2022 mendatang, menurut Okamoto, hanya mencapai 4,9 persen.
Proyeksi tersebut mengacu pada hasil penilaian terbaru pada Oktober 2021 ketika perekonomian global turun 0,1 persen dibandingkan World Economic Outlook Juli 2021 lalu.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga menurun secara global. Jadi, ini merupakan cerminan dari melemahnya momentum (pertumbuhan ekonomi) dalam penyebaran virus yang terus berlanjut serta gangguan pasokan tambahan," kata Okamoto dalam acara media briefing di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12/2021).
1. Masih ada risiko penurunan ekonomi karena Omicron
Okamoto memprediksi krisis ini kemungkinan akan berlanjut dan akan meninggalkan luka yang lama pada perekonomian dan kelompok masyarakat rentan. Terlebih dengan hadirnya COVID-19 varian omicron.
"Saya pikir, penting untuk menegaskan masih ada risiko penurunan. Varian omicron telah meningkatkan ketidakpastian tentang jalur virus. Pandemik COVID-19 yang lebih agresif dapat muncul dan membebani aktivitas ekonomi di masa depan," katanya.
Baca Juga: IMF: Ekonomi Afghanistan Bisa Minus 30 Persen setelah Dikuasai Taliban
2. Tekanan inflasi bikin kebijakan moneter lebih ketat
IMF juga melihat adanya tekanan inflasi terus-menerus yang dapat menyebabkan pengetatan kebijakan moneter. Okamoto mengatakan pengetatan kebijakan moneter bisa lebih cepat dari perkiraan di negara maju.
"Masalah ini bisa menimbulkan potensi limpahan, di pasar negara berkembang dan negara berkembang," ujar Okamoto.
3. Harapan IMF pada G20
Okamoto menyatakan rasa optimisnya pada forum G20 di Indonesia karena masalah ekonomi global bisa dibahas bersama sesuai temanya yakni "Recover Together, Recover Stronger". Dia berharap melalui forum G20 semua negara yang terlibat dapat melahirkan berbagai rumusan kebijakan dan solusi untuk pulih bersama.
"Berdiskusi dengan baik, membentuk agenda pertemuan ini, benar-benar memajukan dunia selama tahun mendatang untuk menempatkan solusi yang dibutuhkan ekonomi global yang dimulai dengan menangani krisis kesehatan dengan benar," katanya.