Jelang Akhir Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Merangkak Naik

Didukung harapan perdagangan AS-Tiongkok

Jakarta, IDN Times - Harga minyak mentah dunia kembali merangkak naik ke level US$36 per barel pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu (30/5) pagi waktu Jakarta. Dilansir OilPrice, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan global, naik sekitar 0,11 persen menjadi US$35,33 per barel.

Sementara harga minyak untuk West Texas Intermediate (WTI) kini berada pada level US$35,32 per barel atau naik hingga 4,78 persen. Untuk Mars naik 4,08 persen atau US$36,49 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Beri Respons Soal Penurunan Harga BBM

1. Sempat turun sejak awal pekan

Jelang Akhir Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Merangkak NaikIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dua hari lalu atau pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis (28/5) pagi waktu Jakarta, harga minyak mentah dunia turun ke level US$34 per barel.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun sekitar 1,3 persen menjadi US$34,28 per barel. Sementara harga minyak WTI berada pada level US$31,99 per barel atau turun hingga 2,5 persen.

Untuk Mars turun 1,56 persen atau US$34,01 per barel. Penurunan ini sudah terlihat sejak Senin (25/5). Minyak mentah berjangka Brent turun sekitar 1,42 persen menjadi US$34,62 per barel.

2. Kenaikan harga minyak imbas dari harapan perdagangan AS-Tiongkok

Jelang Akhir Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Merangkak NaikPresiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di Gedung Putih sebelum ia berangkat menuju Michigan saat pandemik COVID-19 di Washington, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Dilansir dari Antara, kenaikan ini imbas dari harapan bahwa kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-Tiongkok akan tetap utuh dan karena penurunan produksi minyak mentah.

Presiden AS Donald Trump mengatakan, pemerintahannya akan mulai menghapus perlakuan khusus untuk Hong Kong dalam menanggapi rencana Tiongkok untuk memberlakukan undang-undang keamanan baru di wilayah itu, tetapi dia tidak mengatakan, perjanjian perdagangan tahap pertama Washington-Beijing dalam bahaya.

Itu membuat para investor minyak yang khawatir, bahwa gangguan dalam hubungan perdagangan akan lebih lanjut mengurangi konsumsi minyak, sedikit mereda.

"Ada banyak kegelisahan terjadi dalam konferensi pers ini, jadi skenario terburuk sepertinya tidak muncul," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital Management di New York.

3. Keraguan di tengah kenaikan harga minyak

Jelang Akhir Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Merangkak NaikIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Diberitakan sebelumnya, pedagang sempat meragukan organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+ untuk mengurangi produksi yang signifikan.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman setuju selama pembicaraan melalui telepon untuk "koordinasi erat" lebih lanjut tentang pembatasan produksi minyak. Namun, banyak yang merasa Rusia mengirimkan sinyal beragam menjelang pertemuan dalam waktu kurang dari dua minggu antara OPEC+.

Meski begitu, berdasarkan catatan OilPrice, harga minyak dalam sebulan ini menunjukkan grafik menanjak baik untuk Brent, WTI, maupun Mars. Di mana pada 29 April lalu, harga minyak Brent berada pada level US$29 per barel, WTI US$15,09 per barel, dan Mars US$18,86 per barel.

Baca Juga: Ketegangan AS-Tiongkok dan Keraguan pada OPEC+ Picu Harga Minyak Drop

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya