Piala Dunia Ikut Picu Harga Telur Meroket. Kok Bisa?

Harga telur kini mencapai Rp28 ribu per kg

Jakarta, IDN Times – Beberapa waktu terakhir, harga telur di beberapa wilayah Indonesia melonjak. Tidak main-main, harga si bulat berwarna coklat itu diperdagangkan di kisaran Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kg.

Angka tersebut terbilang tinggi jika dibandingkan harga normal di kisaran Rp20 ribu hingga Rp24 ribu. Menurut Pehimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) ada 4 sebab yang menyebabkan harga telur ayam menjadi tinggi, apa saja?

1. Permintaan pasar yang tinggi

Piala Dunia Ikut Picu Harga Telur Meroket. Kok Bisa?ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Menurut Sekretaris Jenderal Pinsar Leopold Halim atau yang biasa disapa Atung, hal pertama yang menyebabkan harga telur ayam tinggi adalah tingginya permintaan pasar (demand). Atung menyebut permintaan telur ayam yang tinggi terjadi setidaknya dalam satu pekan terakhir.

Atung menilai, permintaan pasar yang tinggi disebabkan karena liburan sekolah, Piala Dunia, dan banyaknya hajatan.

“Karena demand-nya tinggi. Anak-anak lagi liburan, abis libur panjang, anak sekolah belum masuk. Ada Piala Dunia, terus banyak yang masak Indomie telur. Itu meningkatkan permintaan. Terus banyak hajatan. Habis ini tidak ada hajatan itu nanti (telur ayam) turun,” kata Atung di TTI Center, Pasar Minggu Jakarta, Kamis (19/7).

Baca juga: 5 Daftar Statistik Selama Piala Dunia 2018

2. Harga vitamin ayam yang mahal

Piala Dunia Ikut Picu Harga Telur Meroket. Kok Bisa?ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Harga kenaikan telur juga berhubungan dengan peningkatan biaya produksi yakni vitamin untuk ayam. Para peternak biasanya menggunakan Antibiotic Growth Promoter (AGP). Namun, AGP ini sudah dilarang oleh Kementerian Pertanian dengan diterbitkannya Permentan Nomor 14 tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan.

Akibatnya, para peternak harus mencari vitamin lain yang notabene lebih mahal, seperti probiotik, prebiotik, minyak esensial, acidifier, dan obat-obatan herbal lainnya.

“Termasuk meningkatan (produksi) juga. Karena meningkatkan biaya produksi,” sebut Atung.

3. Faktor kurs dolar dan harga pangan

Piala Dunia Ikut Picu Harga Telur Meroket. Kok Bisa?Pixabay/Geralt

Dirut PT Food Station Tjipinang Arief Prasetyo Adi, saat dihubungi IDN Times mengatakan faktor kurs dolar juga mempengaruhi kenaikan harga telur ayam. Karena banyak peternak yang mengimpor pakan ternak.

“Kurs dolar juga pengaruh karena sebagian pakan ternak masih impor,” ucapnya.

4. Penurunan produksi karena ketahanan ayam terhadap penyakit

Piala Dunia Ikut Picu Harga Telur Meroket. Kok Bisa?ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Baik Atung maupun Arief juga mengemukakan adanya penurunan produksi yang disebabkan daya tahan ayam terhadap penyakit. Atung menyebu setidaknya dalam satu bulan terakhir ini produksi telur ayam terganggu.

“Karena 3-4 bulan lalu banyak penyakit. Yang sangat pengaruh itu cuaca, kan kita masih pancaroba. Biasanya panas terus ujuk-ujuk hujan, itu produksi langsung turun. Masalahnya itu barang hidup bukan mesin yang bisa disetel. Jadi produksi 1 butir telur 26 jam ya 26 jam dia , kalau ada gangguan lambat lagi,” jelas Atung.

Baca juga: Tekan Harga, Kementan Gelar Operasi Pasar 100 Ton Telur

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya