Luhut: Pariwisata Butuh Ketenangan, Jangan Ribut karena Ambisi Politik

Kalau ribut terus, yang rugi rakyat kecil

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, salah satu yang paling penting adalah terciptanya ketenangan dan kedamaian. Ia lalu melarang pejabat dan pemimpin di Indonesia menjual ide kekerasan yang dapat memengaruhi pariwisata.

"Saya serius, sebagai yang paling senior di ruangan ini, saya sampaikan itu. Jangan sampai karena kepentingan politik, birahi kekuasaan, kita buat keributan, itu dosa paling besar dari pemimpin yang tahu itu," kata Luhut dalam sambutan di Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) secara virtual, Jumat (27/11/2020).

1. Kalau ribut terus, yang rugi rakyat kecil

Luhut: Pariwisata Butuh Ketenangan, Jangan Ribut karena Ambisi PolitikIlustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Dalam sambutannya tersebut, Luhut menilai jika terus terjadi keributan maka wisatawan enggan datang berlibur di Indonesia. Alhasil, yang paling terdampak adalah rakyat kecil yang menggantungkan diri pada sektor pariwisata.

"Gimana ciptakan lapangan kerja, gimana beramah tamah, jangan anger kita tampilkan, kejadian akhir-akhir ini jadi buat orang ketakutan. Kalau orang takut datang kemari, yang akan rugi rakyat kecil. Jadi sebagai pemimpin kita harus berikan kedamaian, ketenangan dan kesan 'Kau datang kemari, kau pasti kita jamin'," kata Luhut.

2. Kalah dari negara-negara di ASEAN

Luhut: Pariwisata Butuh Ketenangan, Jangan Ribut karena Ambisi PolitikIlustrasi Temple di Thailand (IDN Times/Dwi Agustiar)

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Resesi, Sektor Pariwisata Bisa PHK Besar-besaran

Luhut lalu menyoroti fakta Indonesia masih kalah dalam berbagai kategori pariwisata oleh negara-negara di level ASEAN. Seperti alam dan petualangan, belanja, MICE, kebudayaan, dan kesehatan yang dirajai oleh Thailand. Lalu kategori kuliner oleh Filipina dan hiburan oleh Singapura. Menurutnya Indonesia kalah karena kurang menjual.

"Di Labuan Bajo, Mandalika, Bali, Toba itu sangat indah, tapi kita kurang jual karena masalah infrastruktur, keramahtamahan. Belanja dan MICE masih (kalah sama) Thailand. Masa budaya kita kalah sama Thailand, gak ada cerita. Kita harus dorong kekompakan. Jangan bicara perbedaan," ujarnya.

3. Target perbaikan pariwisata di 2021

Luhut: Pariwisata Butuh Ketenangan, Jangan Ribut karena Ambisi PolitikPanorama Danau Toba dari Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (IDN Times/Prayugo Utomo)

Untuk mengejar ketertinggalan itu, Luhut mengatakan ada empat hal yang perlu diperbaiki dari pariwisata di Indonesia. Tujuannya adalah agar pada 2021 Indonesia bisa mencapai peringkat 30 di Travel and Tourism Competitiveness Index 2021.

"Seperti di Labuan Bajo tidak ada kawat-kawat di atas. Dan itu yang akan buat tambah cantik NTT. Dan daerah di wisata semua kabel-kabel tidak di atas, semua di bawah jadi kelihatan kebersihannya. Kesehatan kita perbaiki, dengan membuka rumah sakit internasional. Dan Menteri BUMN akan kerja keras. Ada 3-4 hostpital di Bali, Jakarta, Medan seperti Mayo Clinic, John Hopkins," papar Luhut.

Baca Juga: Tak Sekadar Aman, Polisi Pariwisata Patut Beri Wisatawan Rasa Nyaman  

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya