Mantap, Rupiah Terus Menguat Lawan Mata Uang Dunia

Hampir tembus Rp14.000 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang di pasar uang antarbank Jakarta pada Selasa(17/11/2020) pagi, dibuka menguat. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah naik 60 poin atau 0,43 persen menjadi Rp14.049 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB.

Sementara berdasarkan data RTI, rupiah menguat 92 poin atau 0,65 persen menjadi Rp14.033 per dolar AS.

Baca Juga: 5 Cara Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Bantu Perkuat Nilai Tukar Rupiah 

1. Rupiah menguat lawan semua mata uang dunia

Mantap, Rupiah Terus Menguat Lawan Mata Uang DuniaIlustrasi Uang, Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Rupiah juga menguat ke semua mata uang negara lain.

  • Rupiah menguat 63 poin menjadi Rp10.273 terhadap dolar Australia
  • Rupiah menguat 10 poin menjadi Rp2.138 terhadap yuan Tiongkok
  • Rupiah menguat 91 poin menjadi Rp16.652 terhadap euro
  • Rupiah menguat 101 poin menjadi Rp18.545 terhadap euro
  • Rupiah menguat 12 poin di level Rp1.810 terhadap dolar Hongkong
  • Rupiah menguat 0,85 poin menjadi Rp134,3 terhadap yen Jepang
  • Rupiah menguat 0,08 poin menjadi Rp12,68 terhadap won Korea
  • Rupiah menguat 64 poin menjadi Rp10.438 terhadap dolar Singapura
  • Rupiah menguat 2,9 poin menjadi Rp464,8 terhadap baht Thailand

2. Rupiah Senin sore ditutup menguat

Mantap, Rupiah Terus Menguat Lawan Mata Uang DuniaANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/11/2020) sore ditutup menguat. Berdasarkan data RTI, rupiah menguat 36 poin atau 0,25 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS.

Penguatan rupiah terjadi sepanjang hari ini dengan titik terbaik rupiah sempat menyentuh level Rp14.027 per dolar AS.

3. Sebab rupiah menguat

Mantap, Rupiah Terus Menguat Lawan Mata Uang Duniailustrasi uang (IDN Times/Umi Kalsum)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sejumlah faktor memengaruhi penguatan rupiah hari ini. Pertama yakni masih ada harapannya vaksin COVID-19 yang akan disalurkan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi.

Kedua adalah adanya kesepakatan dagang antar negara di Asia seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, hingga Australia. Ketiga adalah data pemulihan ekonomi di Tiongkok di mana pengangguran turun dari 5,4 persen jadi 5,3 persen dan produksi industri naik 6,9 persen dibanding tahun lalu.

Selain itu, ada pula faktor Brexit di mana Ibrahim memprediksi Inggris akan keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan.

Baca Juga: Yes! Rupiah Sentuh Titik Tertinggi dalam 3 Bulan Terakhir

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya