Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan Penyeberangan

Layanannya bukan cuma menyeberangkan orang saja loh

Jakarta, IDN Times – Nama Pelabuhan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk pasti lebih akrab di telinga kamu dibanding nama ASDP, kan? Apalagi ketika libur panjang seperti mudik lebaran. Ketika kamu melintas antarpulau, sungai atau danau di Indonesia, kamu sebenarnya telah menggunakan jasa salah satu BUMN yakni PT ASDP Indonesia Ferry.

“ASDP memang perusahaan yang kalau nama pelabuhannya lebih ngetop daripada nama perusahaannya. Jadi kalau orang bilang Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, pasti tahu,” kata Direktur Utama PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, Ira Puspadewi kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

Dengan lebih dari 17.500 pulau, total garis pantai lebih dari 80.000 kilometer, maka peranan transportasi laut--khususnya angkutan penyeberangan (ferry), bagi Indonesia sangat strategis dan vital. Tidak hanya dari aspek ekonomi tetapi juga dari aspek ideologi, politik, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan.

Angkutan penyeberangan (dan pelabuhannya berfungsi sebagai ‘jembatan’ yang penghubung antara dua pulau yang relatif berdekatan. Berikut ini adalah fakta dan sejarah singkat ASDP Indonesia Ferry. Yuk kenalan!

1. Dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto

Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan PenyeberanganIDN Times / Arief Rahman

Ira bercerita pada awalnya ASDP didirikan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya pada 1973 yang dilaksanakan oleh Proyek Angkutan Sungai Danau dan Ferry (PASDF) dibawah naungan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Ferry (DLLASDF) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan.

“Waktu itu 46 tahun lalu ASDP dilahirkannya sama Kemenhub. Pak Harto itu kalau generasi saya masih inget ada yang namanya wawasan Nusantara. Pak Harto ingin menyambungkan antara Banda Aceh sama Los Palos, sekarang Timor Leste.

Pada perjalanannya PASDF diubah menjadi Proyek Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PASDP) pada 1980 dan pada tahun 1992 berubah menjadi PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Persero).

Tahun 2004 PT ASDP (Persero) berubah menjadi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sebagai bagian dari proses transformasi bisnis untuk merubah posisi perusahaan menjadi BUMN yang dapat memberikan kontribusi lebih bagi Negara.

Baca Juga: ASDP Akan Kembangkan Pelabuhan Banyuwangi Jadi Ikon Baru Pariwisata

2. Menyambungkan Indonesia melalui laut

Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan PenyeberanganIDN Times/Auriga Agustina

Pada zaman itu ada bis Damri yang berjalan dari Banda Aceh sampai Lospalos. Ira mengatakan, pada intinya Pak Harto ingin Indonesia bisa disambungkan dengan darat. Pada 2008, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) transformasi bisnis yang ditandai modernisasi operasional dan infrastruktur dan teknologi menuju standar internasional.

“Sehingga beliau bilang kalau darat ini jalan sekitar 8 hari waktu itu, maka di mana ada air, di situ ASDP ada. Maka kita tag line-nya ‘We Bridge the Nation’. Karena kita kayak jadi jembatan untuk antarpulau itu,” tutur Ira.

3. Mengelola 35 pelabuhan dan 151 kapal, lalu apa bedanya dengan Pelni dan Pelindo?

Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan PenyeberanganIlustrasi terminal pelabuhan Bakauheni Lampung (ANTARA FOTO/Ardiansyah)

Hingga 31 Desember 2018, ASDP telah mengoperasikan 234 lintasan yang tersebar di seluruh Indonesia, meningkat dibandingkan jumlah tahun lalu yang hanya mencapai 206 lintasan.

ASDP telah mengelola 35 pelabuhan dan 151 kapal yang terdiri dari 18 pelabuhan komersial dan 17 pelabuhan perintis, termasuk di antaranya Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk yang masih menjadi kontributor utama penyeberangan nasional. Lalu apa bedanya dengan BUMN serupa seperti Pelindo dan Pelni?

 “Kalau PT Pelni kan dia mengelola kapal, Pelindo kelola pelabuhan. Untuk penyeberangan ASDP mengelola keduanya,” kata Ira.

4. Bukan hanya menyeberangkan orang, layanan apa saja yang ada di ASDP?

Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan PenyeberanganIlustrasi mudik (IDN Times/Auriga Agustina)

Ada banyak loh layanan yang diberikan ASDP selain menyeberangkan orang atau kendaraan menggunakan feri. ASDP juga menyeberangkan hewan ternak, penyewaan kapal, penyediaan dan pengusahaan jasa terminal, dan dermaga.

ASDP juga memiliki fasilitas lainnya untuk kegiatan tambat kapal, penyediaan dan pemanfaatan tanah/lahan untuk berbagai bangunan serta lahan parkir dan lapangan yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan/pelabuhan.

“Kita kita juga mengangkut ternak sejak 2018. Jadi kalau ternak stres gak makan. Nah kapal yang kami kelola ini sangat hewani, ada penyejuk yang bagus, ada kebersihan kita jaga. Bahkan ini yang kapal manusia kita gak punya, ada dokternya. Ada dokter hewan, ada perawat hewan. Nah yang belum ada musik Mozart,” ujar Ira.

Selain itu ada perdagangan dalam negeri, ekspor dan impor dalam bidang alat atau peralatan keselamatan kapal, mesin kapal laut, kapal laut, suku cadang kapal laut, minyak pelumas, jasa perawatan kapal.

Baca Juga: Cerita Bos ASDP Dapat Pesan Khusus Dari Presiden Jokowi

5. Catatan-catatan positif ASDP

Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang Urus Layanan PenyeberanganIDN Times/Auriga Agustina

Berdasarkan laporan kinerja tahunan 2018, ASDP berhasil melampaui target sebesar 103,9 persen. Berbagai aspek yang diukur meliputi produk dan proses, fokus pelanggan, fokus tenaga kerja, kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab kemasyarakatan, serta keuangan dan pasar. Hasil tersebut merupakan pencapaian tertinggi ASDP dalam periode tiga tahun terakhir, di atas pencapaian tahun sebelumnya yang hanya mencapai 101,1 persen.

Sepanjang tahun 2018, ASDP telah berhasil melayani 7,1 juta penumpang, 6,46 juta kendaraan, dan 882.000 ton barang.

ASDP juga mampu mempertahankan kinerja keuangan yang trennya diperkirakan terus naik sejak tahun lalu. Pada 2018, pendapatan pokok tumbuh sebesar 7 persen ke Rp2.799.640. Dari pendapatan pokok tersebut, 61 persen di antaranya diperoleh dari usaha penyeberangan, sementara usaha pelabuhan dan usaha aneka jasa dan kerja sama masing-masing membukukan kontribusi sebesar 24 persen dan 14,58 persen.

Baca Juga: [Wansus] Dirut ASDP Ira Puspadewi, Sikap itu Penting dalam Karier

Topik:

  • Anata Siregar
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya