Pasokan Meningkat, Harga Minyak Awal Oktober Terperosok

Faktor kasus COVID-19 juga melemahkan harga minyak

Jakarta, IDN Times - Harga minyak jatuh di atas tiga persen pada akhir perdagangan pada Jumat (2/10/2020) pagi WIB atau Kamis waktu Amerika. Dilansir dari laman Oil Price, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember merosot 0,39 dolar AS atau 0,95 persen menjadi menetap 40,54 dolar AS.

Adapun untuk minyak lainnya seperti West Texas Intermediate (WTI) dan Mars US kini turun di bawah 40 dolar AS, masing-masing yakni 38,32 dolar AS dan 39,12 dolar AS.

1. Sebab jatuhnya harga minyak

Pasokan Meningkat, Harga Minyak Awal Oktober TerperosokIlustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Jatuhnya harga minyak ini terjadi saat meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia yang mengurangi prospek permintaan. Faktor kedua adalah kenaikan produksi OPEC bulan lalu yang menambah tekanan terhadap harga.

"Telah terbukti bahwa virus tersebut belum dapat dibendung. Tingkat infeksi meningkat, angka kematian global telah melampaui angka satu juta dan dunia kembali menjadi tempat yang suram," kata analis PVM Oil, Tamas Varga seperti dilansir ANTARA, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Beri Respons Soal Penurunan Harga BBM

2. Permintaan minyak global diperkirakan kembali turun

Pasokan Meningkat, Harga Minyak Awal Oktober TerperosokIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Analis Standard Chartered mengatakan mereka sekarang memperkirakan permintaan global turun 9,03 juta barel per hari pada 2020 dan pulih 5,57 juta barel per hari pada 2021, meninggalkan rata-rata 2021 sedikit di bawah rata-rata 2016.

"Perdagangan hari ini mengirimkan beberapa getaran bearish yang kuat mengingat aksi jual di seluruh kompleks energi yang berkembang, meskipun ada peningkatan signifikan dalam selera risiko dan melemahnya dolar AS," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.

3. Peningkatan pasokan minyak dunia

Pasokan Meningkat, Harga Minyak Awal Oktober TerperosokIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan survei Reuters, peningkatan pasokan minyak pada September naik 160.000 barel per hari (bph) dari Agustus. Peningkatan tersebut sebagian besar didukung oleh kenaikan pasokan dari Libya dan Iran, keduanya dibebaskan dari pakta pasokan minyak antara OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 270.000 barel per hari karena anggota OPEC itu meningkatkan aktivitas ekspor menyusul pelonggaran blokade oleh pasukan timur.

Anggota OPEC mengirimkan 18,2 juta barel per hari pada September, naik dari 17,53 juta barel per hari yang diekspor pada Agustus. Data dari IHS Markit Commodities at Sea menunjukkan, dengan ekspor Arab Saudi kembali ke tingkat di atas 6,25 juta barel per hari.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik di AS, Harga Minyak Merosot 2 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya