Pengusaha Hotel dan Restoran Babak Belur karena Virus Corona  

Okupansi hotel jeblok karena kunjungan wisatawan turun

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kini okupansi hotel di Indonesia hanya sebesar 30-40 persen. Angka ini lebih kecil dibandingkan hari-hari biasanya, bahkan pada saat low season yang berkisar 50-60 persen. Rendahnya okupansi hotel ini diakibatkan virus corona yang terjadi sejak Januari lalu. 

Penurunan okupansi hotel kian besar jika dihitung dalam tiga hari terakhir, sejak Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan dua orang yang positif virus corona di Indonesia. 

1. Daerah terdampak virus corona terbesar

Pengusaha Hotel dan Restoran Babak Belur karena Virus Corona  IDN Times/Reja Gussafyn

Akibat virus corona, sejumlah daerah terdampak dengan berkurangnya wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus). Terlebih dengan potensi wisman asal Tiongkok yang jumlahnya mencapai dua juta orang.

"Selain Tingkok ada Korea. Intinya yang paling besar kenanya adalah Batam, Bintan, Manado, Bali. Paling besar Batam, Bintan Manado. Kalau Bali dia punya captive wisman dari negara lain termasuk domestiknya cukup hot," ujar Maulana. 

Baca Juga: Pemerintah Jangan Asal Guyur Influencer Rp72 Miliar demi Pariwisata

2. Luar Pulau Jawa paling terdampak

Pengusaha Hotel dan Restoran Babak Belur karena Virus Corona  (IDN Times/Rehuel Willy Aditama)

Maulana menyebut untuk daerah di luar pulau Jawa lebih terdampak virus corona. Penurunan okupansi hotel di luar pulau Jawa pun lebih rendah dari rata-rata. Jika rata-rata 30-40 persen, maka untuk luar pulau Jawa bisa 20 persen. 

"Iya. Bisa terjadi (okupansi hotel lebih rendah). Yang awalnya pada fase 1 kita tanya ini gimana terjadi penurunan atau gak, mereka bilang gak. Government kita masih oke. Kalau sekarang mereka udah gak oke lagi," katanya.

Namun ada pengecualian bagi Bali. Menurut Maulana okupansi hotel di Bali masih lebih baik karena masih ada pasar dari wisman negara selain Tiongkok dan Korea. "Kalau Bali dia punya captive wisman dari negara lain termasuk domestiknya cukup hot," imbuhnya.

3. DKI Jakarta juga terdampak

Pengusaha Hotel dan Restoran Babak Belur karena Virus Corona  Monumen Nasional (IDN Times/Lia Hutasoit)

Tidak hanya keempat kota tersebut yang mengalami penurunan okupansi hotel. Maulana menyebut Jakarta pun juga terdampak khususnya di hari-hari normal karena adanya kepentingan bisnis.

"Pasti tinggi. Tapi tidak seperti di daerah. Kalau Jakarta sudah berdampak sejak fase 1 (sebelum virus corona masuk Indonesia). Dan ini ibu kota negara, pasti ada dampak di situ, hubungan dagang. Jadi bisnis trip drop," ujar Maulana.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Wishnutama Cari Influencer Luar Negeri untuk Dongkrak Pariwisata

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya