Tembus Rp15.002, Pemerintah Butuh Waktu Stabilkan Nilai Rupiah 

Analis menyebut pelemahan rupiah masih bisa diterima

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah menembus angka Rp15.002 pada Rabu (5/9) pukul 17.33 WIB. Nilai rupiah terus berubah dan cenderung menanjak dalam beberapa hari terakhir. 

Sementara di data perdagangan Reuters, rupiah justru diperdagangkan di level Rp14.980. 

1. Pemerintah butuh waktu untuk stabilkan nilai rupiah

Tembus Rp15.002, Pemerintah Butuh Waktu Stabilkan Nilai Rupiah Darmin Nasution (Humas Kemenko Perekonomian)

Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyakini kebijakan ekonomi pemerintah bisa membantu stabilisasi nilai tukar rupiah, meski dampaknya belum terlihat dalam waktu dekat. 

"Kita sudah bergerak, tapi secepat-cepatnya bergerak, respons di pasar tidak kalah cepatnya. Jadi artinya perlu waktu, sehingga kita percaya hari-hari ini kurs akan lebih tenang dibandingkan hari-hari kemarin," kata Darmin saat ditemui di Jakarta. 

2. Masih bisa diterima dan wajar

Tembus Rp15.002, Pemerintah Butuh Waktu Stabilkan Nilai Rupiah ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah ini masih bisa diterima dan dinilai wajar karena tidak hanya terjadi di Indonesia. 

"Pelemahan rupiah sebenarnya masih bisa diterima dan wajar. Pergerakan negatif mata uang bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara berkembang lainnya," ujarnya. 

Baca Juga: Kita Bisa Bantu Kuatkan Rupiah Dengan 5 Cara Ini

3. Optimisme kebijakan pemerintah tekan nilai dolar AS

Tembus Rp15.002, Pemerintah Butuh Waktu Stabilkan Nilai Rupiah ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut Lukman, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan dibayangi tekanan di tengah minimnya sentimen positif yang beredar di pasar. 

Ia optimistis sejumlah kebijakan yang akan dilakukan pemerintah salah satunya dengan melakukan pembatasan impor terhadap 900 jenis barang konsumsi dapat menurunkan defisit neraca pembayaran. 

"Dengan begitu, pelaku pasar akan kembali melirik Indonesia sebagai negara dengan fundamental ekonomi yang baik," katanya. 
 

Baca Juga: 7 Perbedaan Pelemahan Rupiah di Krisis 1998 dengan Kondisi Tahun 2018

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya