Dominasi pembelian produk minyak dan gas (migas) dari AS, yang perlahan mulai menggantikan impor dari negara-negara lain (Dok/Infografis IDN Times).
Sepanjang 2024, nilai impor LPG Indonesia tercatat mencapai sekitar 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp61,56 triliun. Dari jumlah tersebut, impor dari Amerika Serikat mendominasi dengan nilai sekitar 2,03 miliar dolar AS atau Rp32,89 triliun, yang mencakup sekitar 53 persen dari total impor. Dominasi ini menjadikan Amerika Serikat sebagai pemasok LPG terbesar bagi Indonesia, menggantikan peran tradisional negara-negara Timur Tengah seperti Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Pergeseran ini mencerminkan adanya upaya diversifikasi sumber energi yang lebih luas, sehingga Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada pasokan dari kawasan tertentu saja.
Daftar rincian negara pemasok LPG lainnya sepanjang 2024:
Amerika Serikat 2,03 miliar dolar AS (sekitar Rp32,89 triliun), setara 53 persen dari total impor
Qatar: 0,40 miliar dolar AS (sekitar Rp6,48 triliun), setara dengan 11 persen dari total impor
Uni Emirat Arab (UEA): 0,39 miliar dolar AS (sekitar Rp6,32 triliun), setara dengan 10 persen
Arab: 0,38 miliar dolar AS (sekitar Rp6,16 triliun), setara dengan 10 persen
Kuwait: 0,24 miliar dolar AS (sekitar Rp3,89 triliun), setara dengan 6 persen
Aljazair: 0,18 miliar dolar AS (sekitar Rp2,92 triliun), setara dengan 5 persen
Negara lainnya: 0,18 miliar dolar AS (sekitar Rp2,92 triliun), juga setara dengan 5 persen