10 Produk yang Paling Banyak Diimpor RI dari AS

- Indonesia memberikan tarif bea masuk nol persen untuk produk impor dari AS
- 10 komoditas impor utama Indonesia dari AS antara lain bahan bakar mineral, mesin dan peralatan mekanis, serta kendaraan udara
- Neraca perdagangan RI dengan AS pada Mei 2025 surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor nonmigas ke AS sebesar 12,11 miliar dolar AS
Jakarta, IDN Times - Pemerintah akan memberikan tarif bea masuk nol persen untuk seluruh produk impor dari Amerika Serikat (AS).
Tarif nol itu diberikan demi membujuk Presiden AS, Donald Trump memangkas tarif resiprokal yang dikenakan terhadap produk dari Indonesia.
Hasilnya, Indonesia kini hanya dikenakan tarif 19 persen. Kesepakatan itu juga diraih usai Indonesia berkomitmen meningkatkan impor kedelai, bungkil kedelai, gandum, kapas, gas, minyak mentah, bensin, hingga pesawat.
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso mengatakan peningkatan impor dilakukan pada barang yang memang dibutuhkan industri, dan tak diproduksi di Indonesia.
"Ya jadi kalau kita impor gandum kemudian kedelai itu juga sudah nol persen, dan kita tidak memproduksi, artinya memang kita membutuhkan produk itu," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Sebenarnya, ada saja produk yang selama ini diimpor Indonesia dari AS? Berikut datanya.
1. Daftar 10 komoditas impor utama Indonesia dari AS

Berikut rincian 10 komoditas impor utama dari AS sepanjang 2024, berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag):
Bahan bakar mineral (kode HS 27) senilai 1,63 miliar dolar AS
Biji dan buah mengandung minyak (kode HS 12) senilai 1,26 miliar dolar AS
Mesin dan peralatan mekanis (kode HS 84) senilai 1,11 miliar dolar AS
Bahan kimia organik (kode HS 29) sekitar 910 juta dolar AS
Residu dan sisa dari industri makanan (kode HS 23) sekitar 620 juta dolar AS
Kendaraan udara (kode HS 88) sekitar 520 juta dolar AS
Mesin dan perlengkapan elektrik (kode HS 85) sekitar 440 juta dolar AS
Pulp dari kayu;kertas (kode HS 47) sekitar 400 juta dolar AS
Instrumen dari aparatus optik (kode HS 90) sekitar 270 juta dolar AS
Produk susu, telur unggas, madu alam (kode hs 04) sekitar 210 juta dolar AS.
2. RI impor 123 ribu kedelai selama Mei 2025

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 10 komoditas dengan volume terbesar yang diimpor Indonesia dari AS selama Mei 2025. Berikut daftarnya:
Propana cair (kode HS 27111299) sebanyak 175,59 ribu to
Butana cair (kode HS 27111300) sebanyak 173,79 ribu ton
Bituminous coal whether or not pulverised but not agglomerated coking coal/Batubara bitumen, baik yang dihaluskan maupun tidak, batubara kokas yang dihaluskan tetapi tidak diaglomerasi (kode HS 27011210) sebanyak 150,8 ribu ton
Soya beans whether or not broken other than seed/Kacang kedelai baik yang pecah maupun tidak, selain biji (kode HS 12019000) sebanyak 123,77 ribu ton
Brewing or distilling dregs and waste/Pembuatan bir atau penyulingan ampas dan limbah (kode HS 23033000) sebanyak 87,28 ribu ton
Crude petroleum oils/minyak mentah (kode HS 27090010) sebanyak 70,02 ribu ton
Disodium carbonate/Dinatrium karbonat (kode HS 28362000) sebanyak 45,1 ribu ton
Maize (corn) other than seed fit for human consumption/Jagung selain biji yang layak untuk dikonsumsi manusia (kode HS 10059091) sebanyak 33 ribu ton
Flours meals and pellets of meat or meat offal greaves/Tepung makanan dan pelet daging atau jeroan daging (kode HS 23011000) sebanyak 25,91 ribu ton
Oil-cake and other solid residues whether or not ground or in the form of pellets resulting from the extraction of soya- bean oil other than defatted soya-bean flour and soya-bean meal/Bungkil dan residu padat lainnya, baik yang digiling maupun tidak, atau dalam bentuk pelet yang dihasilkan dari ekstraksi minyak kedelai selain tepung kedelai dan bungkil kedelai yang telah dihilangkan lemaknya (kode HS 23040090) sebanyak 25,71 ribu ton.
3. Neraca dagang RI dengan AS

Pada Mei 2025, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS. Di mana neraca perdagangan nonmigas surplus 5,83 miliar dolar AS, dan neraca perdagangan migas defisit 1,53 miliar dolar AS.
Khususnya dengan AS, neraca perdagangan nonmigas Indonesia mengalami surplus sebesar 8,3 miliar dolar AS, yang dihasilkan dari nilai ekspor nonmigas ke AS sebesar 12,11 miliar dolar AS, dan impor 3,83 miliar dolar AS.
Ada tiga komoditas utama penyumbang surplus terhadap AS, yaitu mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (kode HS 85) senilai 1,65 miliar dolar AS, alas kaki (kode HS 64) senilai 1,06 miliar dolar AS, serta pakaian dan aksesorinya (rajutan) (kode HS 61) senilai 1,02 miliar dolar AS.