BUMN Farmasi menandatangani kerja sama dengan Silk Road Fund dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11). (Dok.Kimia Farma)
Johan menjelaskan, tipe-tipa mitra investasi INA yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disebut sebagai investor finansial yang bentuknya bisa Sovereign Wealth Fund (SWF), dana pensiun, dan manajer investasi. Untuk mitra investasi SWF, INA telah menjalin kerja sama dengan ADIA (Abu Dhabi), GIC (Singapura), dan Silk Road Fund (China).
"Kemudian juga ada yang modelnya dana pensiun, yang APG itu adalah dana pensiun Belanda. Salah satu terbesar, kalau tidak salah, yang paling besar di Belanda. Kemudian ada manajer investasi, jadi memang pengelolaan dana dari pihak ketiga. BlackRock dan GIP ini bermarkas di Amerika, tapi investor mereka pretty much global ya," tutur Johan.
Kelompok kedua yang menjadi mitra investasi INA adalah perusahaan-perusahaan dengan kemampuan teknis sendiri. Saat ini, INA telah bermitra dengan beberapa perusahaan tersebut seperti SK Plasma, DP World, DayOne, Masdar, Swire, dan ESR Logos.
"Kita sudah mention soal SK Plasma yang beroperasi di bidang produksi terapi plasma dan lain-lain itu (ada juga), seperti DP World, ini kan operator pelabuha global yang berasal dari Dubai. Kemudian ada DayOne yang parent-nya itu adalah perusahaan dari China, GDS, itu yang terbesar di China. Sementara DayOne itu yang cabang internasionalnya. Masdar juga adalah perusahaan renewable dari UEA dan juga Swire," tutur Johan.