Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pekerja mengendarai forklift mengangkut ingot yang diproduksi PT Inalum di Smelter Kuala Tanjung, Batubara, Selasa (2/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)
Seorang pekerja mengendarai forklift mengangkut ingot yang diproduksi PT Inalum di Smelter Kuala Tanjung, Batubara, Selasa (2/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Intinya sih...

  • Kinerja Inalum didukung oleh permintaan yang meningkat dari berbagai sektor industri dalam negeri, termasuk ekstrusi, otomotif, kabel, dan industri lembaran aluminium.

  • Penjualan aluminium di dalam negeri tetap kuat dengan 76% penjualan dialokasikan untuk pasar domestik dan 24% untuk pasar global.

  • Laba bersih Inalum pada tahun 2024 mencapai Rp173,29 juta, meningkat 99% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan juga naik 9% menjadi 715,99 juta dolar AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), perusahaan produsen aluminium milik negara, mencatat penjualan hingga Oktober 2025 mencapai 236.517 ton. Angka ini melampaui target RKAP sebesar 231.034 ton, atau 102,4 persen dari target tahunan, sekaligus meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 227.114 ton.

"Kami mengapresiasi dukungan pelanggan dan pemangku kepentingan. Hubungan baik dengan para customer menjadi fondasi pertumbuhan industri aluminium nasional," Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita dalam keterangannya, Senin (1/12/2025).

1. Kinerja Inalum ditopang permintaan yang meningkat

INALUM menegaskan komitmen untuk memperkuat industri aluminium nasional. (Dok/Istimewa).

Ia menambahkan kontribusi pemangku kebijakan dan pelaku industri turut menjaga ekosistem pasar aluminium tetap kondusif dan optimis. Kinerja positif Inalum, terutama didorong oleh permintaan yang meningkat dari berbagai sektor industri dalam negeri, termasuk ekstrusi, otomotif, kabel, hingga industri lembaran aluminium.

“Produk unggulan Ingot G1 menjadi kontributor terbesar, diikuti Ingot S1B, Alloy, Billet, Molten, dan Ingot S2,” ungkapnya.

Selain pasar domestik, pasar ekspor Inalum juga mencatat performa yang stabil, dengan Malaysia sebagai tujuan utama, diikuti Korea Selatan, Jepang, China, India, Thailand, dan negara lainnya. Secara keseluruhan, 76 persen penjualan dialokasikan untuk pasar domestik, sedangkan 24 persen untuk pasar global.

2. Penjualan alumnium di dalam negeri tetap kuat

Seorang pekerja mengendarai forklift mengangkut ingot yang diproduksi PT Inalum di Smelter Kuala Tanjung, Batubara, Selasa (2/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Arif Haendra, menilai pencapaian ini sebagai momentum penting untuk tahun depan.

“Penjualan yang solid di pasar domestik maupun ekspor membuktikan strategi kami berada di jalur yang tepat. Dukungan semua pihak perlu terus dijaga agar kinerja Inalum lebih baik pada 2026,” ujarnya melalui keterangan pers, Senin (1/12/2025).

Sebagai bentuk apresiasi, Inalum menyelenggarakan Customer Gathering 2025 melalui sesi Aluminium Talk. Acara ini menjadi ruang silaturahmi sekaligus forum diskusi mengenai perkembangan industri aluminium dan prospek ekonomi Indonesia. Inalum juga memberikan penghargaan kepada pelanggan loyal dari berbagai lini produk sebagai wujud terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin.

3. Laba bersih Inalum 2024 Rp173,29 juta

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Inalum berhasil meraih laba bersih sebesar 173,29 juta dolar AS pada 2024, atau meningkat 99 persen dibandingkan laba tahun 2023 yang sebesar 86,80 juta dolar AS.

Selain itu, Inalum juga mencatat pertumbuhan pendapatan. Sepanjang 2024, perusahaan menghimpun pendapatan 715,99 juta dolar AS, naik 9 perse dari posisi pendapatan tahun 2023 sebesar 544,75 juta dolar AS.

Pencapaian ini menunjukkan kekuatan operasional Inalum dan keberhasilan strategi perusahaan dalam mengelola bisnis aluminium, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Editorial Team