Kisah Warung-warung yang Sukses Pertahankan Usaha saat Pandemik 

Media sosial dan pembayaran digital jadi kunci

Jakarta, IDN Times - Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan menjadi kunci keberhasilan untuk melalui pandemik COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhir. Hal ini juga berlaku dalam bisnis, termasuk sektor UMKM yang sangat rentan terhadap guncangan.

Sudah banyak UMKM, termasuk warung tradisional yang terpaksa gulung tikar akibat pandemik ini. Mengacu data Kementerian Tenaga Kerja, lebih dari 318 ribu pekerja informal termasuk UMKM yang terdampak pandemik COVID-19.

Namun, di tengah pandemik ini ada warung-warung tradisional dan usaha kecil yang tetap mampu bertahan tanpa mengalami penurunan omzet, bahkan cenderung meningkat. Warung maupun usaha kecil ini adalah contoh dari mereka yang mampu beradaptasi menghadapi segala kondisi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Seperti halnya usaha yang dijalankan Beni Irawan dan Suriyah. Seperti apa kisahnya?

1. Beni Irawan memanfaatkan media sosial untuk promosi dagangan

Kisah Warung-warung yang Sukses Pertahankan Usaha saat Pandemik Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Beni mulai menjalankan usaha minuman berbahan dasar kelapa sejak April 2015 di daerah Sentul City, Bogor. Selain menjual beragam minuman kelapa, Nusantara Kelapa juga memasok kelapa untuk hotel dan restoran. Namun, selama pandemik berlangsung, usaha sebagai distributor kelapa ini mengalami penurunan karena tidak ada permintaan dari hotel dan restoran. 

Agar usahanya bisa terus berputar, pria 39 tahun ini memberanikan diri membuka cabang Nusantara Kelapa di Bekasi Barat pada bulan April 2020. Beruntung, upayanya berhasil. Menu-menu minuman Nusantara Kelapa bisa diterima pasar, khususnya warga Kranji.

Keberhasilannya juga tidak lepas dari kecerdikan Beni memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya. Untuk memudahkan usahanya dan pembeli, Beni juga menerima pembayaran nontunai menggunakan dompet digital.

“Saya sudah menggunakan pembayaran nontunai sejak awal tahun 2019. Adanya pembayaran nontunai sekarang ini sangat membantu usaha saya,” ujar Beni.

Baca Juga: Kisah Wendy Oei Sukses Kembangkan Produk Sneakers Lokal Lewat Redknot

2. Omzet Nusantara Kelapa naik hingga 100 persen per hari

Kisah Warung-warung yang Sukses Pertahankan Usaha saat Pandemik Ilustrasi (IDN Times/Anjani Eka Lestari)

Menurut Beni, pendapatan Nusantara Kelapa saat pandemik justru meningkat. Omzet Nusantara Kelapa Bekasi sebelum pandemi berkisar Rp800 ribu–Rp1,2 juta per hari, dan pada saat pandemik meningkat hingga 80 persen per hari. Sementara, omzet Nusantara Kelapa Sentul sebelum terjadi pandemik COVID-19 berkisar Rp1,3 juta–Rp2,2 juta per hari, dan di masa pandemik mengalami peningkatan hampir 100 persen per hari.

Alhamdulilah, kami mengalami peningkatan omzet setiap bulannya. Jadi saran saya untuk pelaku usaha kecil, gunakan media sosial dan manfaatkan dengan semaksimal mungkin,” ungkapnya.

3. Warung Suriyah juga mengalami kenaikan omzet hingga 30 persen

Kisah Warung-warung yang Sukses Pertahankan Usaha saat Pandemik Ilustrasi Toko Kelontong (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Hal serupa juga terjadi pada Suriyah. Warung makannya justru mengalami kenaikan omzet hingga 30 persen saat pandemik. Meski hanya ukuran warteg, wanita berusia 54 tahun ini juga melakukan penjualan online dan rajin mempromosikan diri lewat media sosial.

Untuk memudahkan transaksi, Suriah menerima pembayaran nontunai termasuk menggunakan dompet digital. Dengan begitu, pelanggan tidak perlu datang ke warung, cukup dengan memesan melalui ponselnya. Hal ini yang menjadi penyebab omzet warungnya justru meningkat selama pandemik, karena banyak orang yang tetap memesan makan secara online.

“Dengan transaksi nontunai jadi lebih aman dan mudah, apalagi di saat pandemik. Pembeli tidak perlu kasih uang tunai, saya juga tidak repot cari uang kembalian. Saya bersyukur bisa mengenal teknologi sebelum ada pandemik,” ujar Suriah yang membuka usaha warungnya di daerah Kebon Jeruk.

Usaha Beni dan Suriyah menjadi salah satu bukti bahwa pemilik usaha bisa beradaptasi dengan teknologi untuk bertahan di masa pandemik. Untuk membantu pemilik usaha lain, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) telah meluncurkan gerakan sosial #BelanjadiWarungTetangga dengan menggandeng beberapa badan usaha milik negara (BUMN) klaster pangan dan logistik serta dompet digital DANA.

Gerakan sosial ini juga menjadi salah satu upaya DANA sebagai sahabat UMKM mengajak masyarakat secara aktif berpartisipasi membantu usaha-usaha warung di sekitarnya agar mampu bertahan melalui badai pandemi. Caranya, dengan mendaftarkan warung-warung di sekitar mereka, sekaligus mendorong masyarakat untuk berbelanja di warung tetangganya untuk mendukung perekonomian rakyat.

Untuk mendaftarkan warung-warung di sekitarnya, masyarakat bisa menggunakan fitur pendataan warung/UMKM yang ada di aplikasi DANA.  Data warung yang terdaftar langsung diserahkan kepada Kemenkop-UKM dan selanjutnya dilakukan pengelolaan data untuk pendistribusian bantuan. Bantuan tersebut dapat digunakan untuk membeli bahan-bahan pokok dari BUMN yang menjadi mitra pemerintah. 

Baca Juga: Kisah Sukses Meraup Keuntungan dari Budi Daya Ikan dalam Ember

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya